Artikel

Sebenarnya Kita

Semalam saya mendapatkan suatu pelajaran baru, yang berasal dari hal sepele. Tapi memang, tidak salah jika dalam Al Qur'an berkali-kali Allah menyuruh kita untuk berfikir. Karena semua keindahan, kabar gembira, kasih sayang Allah bahkan sampai azabNya hanya dapat di cerna hanya oleh kaum yang berfikir. Kenapa banyak yang kaum yang ingkar ?? karena kebanyakan dari mereka hanya menuruti hawa nafsu tanpa mau berfikir mengenai kekuasaan Allah, kesalahan mereka akan penyembahan terhadap bukan selain Allah. Semoga kita bukan termasuk dalam golongan yang ingkar. Aamiin.

Kembali pada pelajaran yang baru saya dapatkan semalam. Bisa saya simpulkan menjadi seperti ini :
Jika kamu ingin mengetahui bagaimana orang lain menilai dirimu, atau kamu ingin mengetahui bagaimana sifat aslimu di mata orang lain maka simaklah perkataan orang yang sedang kesal atau sedang marah kepadamu karena biasanya apa yang di katakannya adalah jujur atau benar.

Itu hanyalah hasil dari analisa saya sendiri. Menurut saya, jika seseorang sedang kesal, maka otomatis ia akan mencurahkan segala hal yang selama ini mengganjal di hatinya. Termasuk hal-hal yang tidak di sukai dari orang lain.

Tapi perlu di perhatikan, bisa jadi apa yang di katakannya itu  benar.

Secara manusiawi kita pasti kesal jika ternyata secara tiba-tiba ada seseorang yang menjudge diri kita. Kita akan marah, kita akan membalas perkataannya. Kita akan balik membuka kejelekan orang tersebut. Atau minimal kita akan membantah habis-habisan bahwa apa yang di katakannya tidaklah benar.

Jika seperti itu adanya, mungkin kita belum siap akan segala kritikan atau pendapat orang lain yang bersebrangan dengan diri kita. Memang tak mudah, jika kita rasa telah berbuat yang terbaik yang kita bisa. Lalu ternyata masih ada saja yang tiba-tiba mengkritik apa yang kita lakukan.

Seperti itulah, tiada gading yang tak retak. Sebaik-baik usaha yang kita lakukan pasti masih ada saja kesalahan yang terbersit baik sengaja atau tidak. Jadikan saja semua itu sebagai introspeksi atas kinerja kita selama ini sebagai hamba.

Semoga kita selalu di berikan kelembutan hati untuk bisa menerima semua hal yang datang dari luar dengan bijaksana, baik itu kritikan, pujian, bahkan cacian sekalipun. Karena kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya dan penilai bukanlah kita. Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mau menerima masukan dari orang lain.

Semoga semua tulisan ini, yang berasal dari pengalaman saya juga menjadi pengingat dan pembelajaran diri saya pribadi yang masih sering khilaf.


25 Desember 2011



2 komentar:

  1. Ya mbak.. gak gampang nerima penilaian orang.. padahal kita sebenarnya membutuhkannya..

    BalasHapus
  2. emang ga gampang... tapi kita kudu belajar dik.. InsyaAllah asalkan niat, Allah bantu...
    niat untuk terus memperbaiki diri..
    Aamiin

    BalasHapus