Artikel

Desir Angin Dibuai Sunyi

Desir angin dibuai sunyi
Gemericik Qalbu menahan haru
Manusia awan kini tegap berdiri
Memandang kawah diantara hutan rimba
Memandang gemerlap kota
Bersanding awan putih yang berarak

Belerang menyengat nafas
Mencipta kenangan terindah dalam hayat
Rasa syukur penuhi aliran darah
Peristiwa tuk mencumbu keindahan abadi

Akulah salah satu saksi hijau bumi yang murni
Meski kini telah terkontaminasi
Tak sehebat dahulu
Kala moyangku masih bernafas
Ku dapati arti dalam perjalanan ini
Ku rekam dalam hati
Aku bukanlah manusia suci
Ku beri usaha dari diri
Belajar dari hijau bumi
Yang telah hempaskan aku dari kebisingan
Belajar untuk menikmati
Belajar untuk menghargai
Karena cinta enggan terucap
Bila raga dan hati enggan berkorban
Dan tetap memuja hawa semata

Dari yang terkecil
Dari diri sendiri
Mulai detik ini....


(4 desember 2009, di ruang sekretariat berteman sepi merindu pada dinginnya hawa gunung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar