Pengalaman pertama saya berdagang. Setelah beberapa hari sebelumnya saya di ajak oleh seorang kawan untuk ikut berdagang bersamanya dalam satu stand bazaar yang di adakan di Masjid Nurul Iman kawasan Radio Dalam Jakarta Selatan dalam rangka pelayanan kesehatan dan sembako murah. Kawanku berdagang gamis dan jilbab, sedangkan barang yang saya jual adalah aksesoris berupa bros, gantungan kunci dan barang daur ulang hasil kreasi saya.
Pagi hari, Jam tujuh kurang. Saya telah tiba di terminal blok M. Tempat saya dan kawan saya akan bertemu dan pergi bersama menuju lokasi acara. Di karenakan jalanan yang macet, kawan saya baru tiba di terminal blok M pukul setengah delapan.
Menunggu terkadang menjadi hal yang membosankan. Tetapi, kalau menurut saya suasana hatilah yang bisa membuat sesuatu itu membosankan atau tidak. Karena dalam keadaan bahagia pun seseorang bisa merasa sedih jika suasana hatinya kurang mendukung. Kebetulan, suasana hati saya sedang nyaman dan waktu saya habiskan dengan memperhatikan keadaan sekitar sekedar untuk menjadikannya sebuah pelajaran dan inspirasi. Subhanallah, Allah telah menciptakan akal kita untuk berfikir dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Bukan hanya selalu bertanya mengapa sesuatu terjadi tetapi berfikir dan mencari hikmah dari setiap kejadian. Karena akan ada hikmah di balik suatu peristiwa.
Dengan tergopoh-gopoh kawan saya terlihat menyebrang jalan dan menghampiri saya. Salut. Dengan barang bawaan yang menurut saya sangat berat, dia terlihat sangat semangat. Semoga kebaikan selalu tercurah untukmu kawan.
Berpelukan sambil mengucapkan salam dan berbicara sebentar, saya lihat metromini yang akan kami tumpangi lewat dan kami pun segera menghentikannya dan langsung naik. Pukul delapan kurang, kami tiba di Masjid Nurul Iman. Ternyata sudah ada beberapa orang yang sedang berbenah barang dagangan di standnya masing-masing. Sedangkan yang lainnya masih terlihat kosong. Acara di mulai dengan taushiyah yang mungkin sudah di mulai sejak pagi, karena ketika kami tiba tak lama kemudian taushiyah sudah berakhir. Sedikit yang bisa saya ambil dari taushiyah tersebut adalah kebanyakan manusia terlalu menghambakan hawa nafsu (baca : masalah perut dan sex). Semua yang di lakukan tujuannya hanya untuk memenuhi nafsunya. Na’udzubillah. Itu berdasarkan pernyataan seorang peneliti dari Inggris. Bahkan orang barat pun mengakui hal tersebut. Jika melihat realita yang ada sekarang, tak salah juga jika ada yang berpendapat seperti itu, di mana hawa nafsu bagaikan tuhan zaman sekarang. Sekedar saling mengingatkan, bahwasanya kita sebagai manusia pada hakikatnya di ciptakan hanya untuk beribadah kepadaNYA, sebagaimana firman ALLAH dalam surat AdzDzaariyaat ayat 56, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Jadi, apapun yang kita usahakan dan kita perbuat, hendaknya semata-mata hanya untuk beribadah kepada ALLAH. Wallahua’lam.
Kemudian, saya dan kawan saya bergegas merapihkan barang dagangan kami. Saling membantu kami berbagi meja untuk menata barang. Alhamdulillah, sejenak pun usai. Karena barang yang kami bawa tidak terlalu banyak. Waktunya untuk menyiapkan diri untuk menyambut calon pembeli yang datang ke stand kami. Setelah taushiyah, warga sekitar terlihat hilir mudik mengunjungi berbagai stand yang tersedia, mulai dari stand makanan, minuman, sembako murah, pakaian hingga aksesoris. Acara yang akan berakhir pada pukul dua belas siang, terlihat mulai ramai semenjak pukul sembilan. Beberapa barang yang kami jual pun dapat menarik perhatian warga dan membelinya. Alhamdulillah, untuk pendatang baru seperti saya, hasil yang saya dapatkan hari ini termasuk lumayan. Karena selain uang yang saya dapatkan, adalah lebih berharga pengalaman pertama saya menjejakkan kaki di dunia usaha. Semoga apa yang kami lakukan selalu mendapatkan keberkahan dari ALLAH. Menjelang pukul dua belas, suasana mulai sepi dan kami pun mulai membereskan barang dagangan kami dan menyiapkan diri untuk sholat zuhur berjamaah.
Excited, sesuatu yang benar-benar baru. Senang melihat ketika ada pembeli atau calon pembeli yang datang dan sekedar melihat barang-barang yang kami jual. Karena secara basic, saya tidak punya bakat untuk berdagang tetapi keinginan saya kuat untuk menjadi seorang pengusaha. Mungkin memang kini adalah waktunya saya untuk belajar banyak hal. Belajar mengenal karakter masing-masing orang. Belajar untuk memantapkan hati dalam kondisi apapun yang akan saya alami.
25 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar