Artikel

Air Mata Bumi

Hutan yang hijau

Memancarkan hawa

Sejukkan diri dengan untaian rindu

Sang petualang

Namun kini

Hawa itu lenyap

Bersama nafsu kumandangkan ketamakan

Kini daun-daun luruh

Berhambur dalam sedih

Jua bumi yang turut menangis

Airmatanya tenggelamkan segala dengki dan angkuh

Seluruh raga tak mampu berkata

Jiwa raga luluh lantah

Dalam sesal

Dalam airmata bumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar