Artikel

Bukan Rindu

Bukan waktu yang membelenggu 
Bukan pula rindu yang menggebu
Jika bayangnya selalu membelai mesra 
Dan hembusannya lembut menerpa wajah

Hanya sebuah episode cinta 
Bukan rindu tapi butuh 
Menuju dimensi penuh arti 

Rinai hujan bersenandung merdu 
Melagukan cita dan cinta sepasang hamba 
Duhai alam, tiada berbatas kau bercerita 
Nikmat Tuhan tiada tara 

Ku rangkai samudera kata 
Tentang dia yang selalu bermakna 
Tempatku menerbitkan cinta 
Tempatku menerbitkan asa 

Aliran air menjadi teristimewa 
Warna hijau yang tak biasa
Sebongkah dingin menyentuh ari 
Menggeliat dalam kalbu yang membisu 

Sejenak saja, ku dapati dia 
Sejenak untuk selamanya 

29/10/12 

Seberapa Jauh Kami Pergi

Suatu saat, ada kalanya kesulitan hampir saja membuat kaki ini rapuh. Membuat hati menjadi pilu. Ingin sekali Rabb cepat mengangkat kesulitan itu. Hampir diujung kesabaran. Padahal sabar tidak pernah berujung. Subhanallah... Alhamdulillah. Dan, ketika Rabb selalu dihati, meski gemuruh ketidaksabaran hampir memuncak, Rabb akan mengatasi semuanya. Pertolongan-Nya seperti angin yang tanpa sadar datang dan seketika menyejukkan. Seperti pagi yang yang selalu datang untuk memberikan semangat baru. 

Indah dan teramat indah. Ketika ketidakyakinan itu memudar dengan pertolongan yang teramat indah. Saat kesulitan itu telah teratasi, maka nikmat Rabb manakah yang kami dustakan ??

Rabb yang selalu hadir dan mendampingi. Rabb yang kita sembah dan kita ibadahi. Rabb yang tidak pernah meninggalkan sedetikpun hamba-hamba yang dikasihiNya. Rabb yang selalu memberi kami pelajaran indah. Kebersamaan yang indah antara hamba dan Pencipta. Tentang Pendengar yang tidak akan mengeluh saat kami banyak bicara. Tentang Pemberi yang tidak akan pernah menolak saat kami meminta. Tentang Pemaaf yang tidak akan pernah mengabaikan saat kami bersimpuh mengucap istighfar. 

Diantara waktu-waktu kami yang selalu mengabaikan Rabb, terselip rindu mendalam. Kami yang lalai, kami juga yang merindu. Seberapa khilafnya kami terhadap Rabb. Ya, mungkin karena kami adalah hamba. Seberapa jauh kami pergi, seberapa jauh kami lupa. Hati kecil kami akan memanggil-manggil nama-Mu. Seperti segerombolan burung yang jauh meninggalkan sarang untuk mencari makan, pasti akan kembali ke sarangnya. Tidak akan pernah ia bisa meninggalkan sarangnya, keluarganya dan yang dikasihinya. Betapapun benci melingkupi batinnya. 

Rabb yang memimpin hati lemah kami. Mencondongkannya pada kebaikan. Selalu. Menjadikannya resah ketika khilaf ikut serta. 

Biarlah, ini bukan tentang kami dan semua. Ini tentang kami dan Rabb.

Tentang cinta yang masih merangkak untuk menggapainya. Bilang cinta tapi hati jauh panggang dari api.   Mungkin, semua kisah adalah nuansa. Lupa dan ingat menjadi warna. Biar tidak selalu ingat, tapi dihati lekat menjadi penyemangat. Lupa, ingat, ingat, ingat, lupa, ingat, ingat. Semoga. Dan petikan doa dalam kata yang terucap ketika bicara. Dalam keheningan. Dalam keramaian. Ada kami dan Rabb.

Rabb, kami selalu ingin melihat segalanya indah. Segala yang Kau beri menjadi indah. Diantara keterbatasan yang kami miliki. Dalam diam kami, ingin bergemuruh selalu nama-Mu ditiap sudut raga kami. Pada hati kami yang sering zhalim pada hamba-Mu yang lain, mohon sampaikan maaf kami. Tanpa sadar kami atau dengan sadar kami.

Laa hawlaa walaa quwwata illaa billaah...

Kami lemah dan akan selalu lemah, sedang Rabb adalah sumber kekuatan kami. Jalan kami yang berliku, entah jalur yang benar atau salah, mohon bimbing kami Ya Rabb. Melangkah pada jalur kebaikan yang Engkau ridhoi. Aamiin

Samudera Hikmah

Samudera hikmah dari seminar Manajemen Pelatihan Pembiayaan LKMS/BMT dan Dai Sejabodetabek di Oasis Amir Hotel, 20 Oktober 2012 yang diselenggarakan oleh Bank Syariah Mandiri dan Laznas BSM. 

"Seberuntungnya orang lupa, masih lebih beruntung orang yang ingat"

Salah satu kalimat hikmah yang saya peroleh hari ini. Salah satunya yaitu yang tertera diatas, orang lupa yang beruntung itu tidak akan berarti apa-apa dibanding orang ingat yang beruntung, jauh lebih baik. Beruntung dalam hal apa ? Konteks yang dibicarakan, mengenai agama. Orang yang lupa terhadap agamanya terlebih Rabbnya, meskipun keberuntungan terlihat menaungi hidupnya tetapi masih jauh lebih beruntung orang yang ingat pada Rabbnya. Meskipun keadaan fisik atau kondisinya tidak sebaik orang yang lupa. InsyaAllah mereka yang ingat kepada Rabbnya mendapat keberkahan dengan segala kondisi yang sedang dihadapinya. 

Keberuntungan bagi yang lupa bisa jadi hanya sebuah fatamorgana yang hanya bisa dinikmati didunia. Semu. Sedang untuk menjadi bekal di akhirat menjadi tersamar. Karena memang agama tidak bisa dipisahkan dalam setiap sendi kehidupan, bagaimana pun niat seseorang ingin memisahkan antara agama dan kehidupan, hanya ada kehampaan dan kebuntuan. Hatinya akan terasa kosong. Nalurinya sebagai hamba dari Sang Maha Pencipta akan terus mencari jati dirinya, mencari dimana Rabbnya. Karena pondasi sebuah ketenangan dan ketentraman adalah tatkala hati selalu ingat kepada Rabb, Allah Ta'ala.

Lalu ada lagi kalimat yang menurut saya sangat mengena yaitu :

"Manusia yang stress itu, bukan manusia yang tidak punya tuhan tapi manusia yang memiliki banyak tuhan"

Tulisan ini adalah intisari dari materi yang saya dengar, yang menurut saya sangat bermanfaat jika dibagikan kepada semua sahabat. 

Yang saya baru tahu dari Bapak Kiagus Tohir (Direktur Laznas BSM), bahwa dalam bahasa arab penyebutan tuhan itu ada dua yaitu Illah dan Rabb. Illah adalah Tuhan sebagai pencipta alam semesta, yang mengurus seluruh semesta. Dan semua agama pun mengakui hal yang tersebut. Tidak ada perdebatan untuk itu. Sedang Rabb itu berarti Tuhan yang patut disembah dan diibadahi. Laa ilaaha illallahu. Tidak ada Rabb yang patut disembah dan diibadahi selain Allah. Itulah mengapa bangsa arab dahulu mengakui Illah sebagai Pencipta alam semesta tetapi tidak mengakui Rabb yaitu Allah. Maka ditugaskanlah Nabi dan Rasul untuk menyerukan tauhid. Yaitu penyembahan hanya kepada Allah. 

Kembali kepada kalimat diatas yang menjadi pengingat saya pribadi. Tatkala hal-hal keduniawian menjadi sangat berharga dan takut kehilangan akan itu semua melebihi ketakutan ketika Allah berpaling. Harta benda, keturunan, kekuasaan, pasangan hidup dan lainnya yang seringkali melalaikan hingga tanpa sadar itu semua menjadi tuhan-tuhan dadakan. Dimana kecintaan yang berlebihan terhadap hal tersebut melebihi cinta kepada Sang Penciptanya. Rabbighfirlii. Innalillahi wainna ilaihi rooji'uun. Saya, kamu, dia, mereka dan kalian adalah berasal dari Allah dan akan kepadaNyalah kita kembali. Izinkan kami kembali kepadaMu dalam keadaan yang terbaik. Aamiin.

Satu ilmu yang saya dapat dari Bapak Kiagus Tohir.

Dakwah itu adalah amar ma'ruf nahi munkar

Ya, dakwah itu adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan agar tidak terjadi. It's so simple. 

Khairunnas 'anfauhum linnas
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Bukan orang yang sujudnya lama atau yang sadaqahnya paling banyak. Seseorang yang ibadahnya biasa saja tapi berkontribusi membantu orang lain jauh lebih baik dibandingkan dengan ahli ibadah yang tidak pernah berbuat untuk sesama. Namun bukan berarti bermanfaat saja tanpa disertai ibadah. Karena perbuatan tanpa didasari keimanan bagai debu yang berhambur tertiup angin. Sedang ibadah tanpa perbuatan baik adalah sia-sia. 

Bermanfaat bagi sesama, terlebih bisa mengajak kepada kebaikan. Berdakwah. Bukan hanya diatas mimbar, berceramah didepan jama'ah. Bagus jika bisa seperti itu. Tapi tidak semua orang bisa seperti itu termasuk saya. Tapi sebagai manusia kita wajib untuk menjadi da'i atau penyeru kebaikan. 

Hal kecil yang seringkali terabaikan padahal membawa dampak adalah tatkala kita bisa mencegah perbuatan buruk atau sekedar mengingatkan. "Jangan begini", "harusnya seperti ini". Itupun sudah termasuk berdakwah. Apapun yang bisa kita lakukan, akan menjadi ladang dakwah jika diniatkan untuk melakukan kebaikan dan mencegah untuk melakukan keburukan. InsyaAllah.

Subhanallah, ketika Allah memerintahkan sesuatu, maka tidak ada yang meyulitkan. Tidak perlu menjadi seorang ustadz untuk berdakwah. Tapi bisa lewat tulisan untuk seorang penulis. Bisa melalui syair untuk seorang seniman. Bisa melalui obrolan-obrolan ringan yang membawa hikmah dan sebagainya. Apapun yang kita lakukan, Allah maha melihat. Allah melihat kemampuan kita, proses kita dan keinginan kita untuk menjadi pembawa manfaat. Meskipun sedikit, meskipun setitik.

Subhanallah walhamdulillah Allahuakbar....

Seluruh kebaikan berasal dari Allah, tulisan-tulisan baik yang membawa hikmah adalah dari Allah. Dan saya pribadi adalah lumpur hitam yang diberi kepercayaan untuk menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyebar kebaikan. 

Allahua'lam

Yang Terpilih

Kamulah yang terpilih
Untuk sendiri menanti
Sang idaman hati dan terbaik pasti
Meski kau menanti
Kau tak siakan seluruh pribadi
Kau jalani hari dengan berseri

Sejenak kau memahami
Dia hadir dan kau tidak mencari
Dia datang dengan segenap hati
Persembahan Sang Maha Pengasih

Dan sejenak kau merenungi
Berganti hari terasa sunyi
Sahabat karib perlahan pergi
Semakin sunyi dan sendiri

Itu hanya regenerasi masa
Menjadi ada kemudian tiada
Jadikan Allah selalu didada

Mungkin sejenak lagi
Penantianmu akan berganti

Kau, sendiri menantang ilusi
Kau, sendiri berbangga hati
Kau, memilih tak tertusuk duri
Kau, memilih menghindari bara api

Kelak kau mengecap keindahan sejati
Meretas jalan cinta hakiki
Pada waktu yang terpilih
Karena kaulah yang terpilih

Cinta Itu Begitu Indah


Cring.. Cring..
Bunyi yang menandakan ada pesan baru diblackberry Maisha. Maisha langsung membuka BBnya dan ……

“Apaan nih ? gw ga salah liat ?” Kata Maisha setengah berteriak.

Aku yang sedang asyik membaca buku pun terkejut.

“Kenapa sih Sha ? nggagetin aja kamu ?” Tanyaku penasaran.

Maisha mendekat padaku dan memperlihatkan sebuah foto yang baru saja dikirim oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Foto yang cukup vulgar (menurutku). Foto dua orang yang berlawanan jenis sedang berciuman. Dan yang membuat Maisha terkejut adalah lelaki yang ada dalam foto tersebut adalah Kian, pacarnya.

“Aduh Almas, siapa sih yang ngirim foto ini ke BB gw ?”Maisha yang sebelumnya terlihat senang karena akan diajak makan malam bersama Kian kini berubah menjadi seseorang yang mendadak terkena sindrom galau akut. Bingung apa yang harus dilakukannya. Ia terlanjur sedih.

“Sabar Sha. Coba kamu cek siapa yang kirim foto itu”. Aku berusaha menenangkan Maisha perlahan. Maisha menuruti kata-kataku. Ia mengotak-atik BBnya dan mencari-cari siapa gerangan pembuatnya galau mendadak.

Tubuhnya melemas,”Al, habis ngirim foto itu, pelakunya langsung nge-delete jadi gue ga tau siapa yang ngirim”. Terlihat mata Maisha berkaca-kaca, sedetik kemudian airmatanya langsung bercucuran.

“Huhuhuhu… gue ga tau gue harus apa. Gue ga tau itu foto bener apa ga. Apa gue harus tanya langsung ke Kian ?”. Ceracaunya sembari memelukku.

“Gue ga percaya kalo Kian ngekhianatin gue. Dia sayang banget sama gue, itu yang dia bilang. Udah dua tahun kita pacaran. Terus, tau-tau gue lihat foto kayak gitu. Gue bingung. Gue bingung.” Tangisnya semakin kencang dipundakku, membasahi sebagian jilbabku. Aku berusaha terus menenangkan dan membelai lembut punggungnya.

Dia melepas pelukannya, “Gue harus tanya langsung sama Kian. Gue ga boleh begini terus. Gue ga mau dan ga boleh berprasangka.” Maisha berusaha untuk tegar.

“Bisa jadi foto itu dikirim oleh seseorang yang tidak menyukai hubungan kalian. Kamu memang harus bertanya sama Kian. Tapi kamu harus menenangkan dirimu dulu. Kamu jangan berbicara dengan Kian dalam kondisi seperti ini. Kamu masih terlihat rapuh…”

“…… dan semoga foto itu hanya sebuah rekayasa dan hubungan kalian baik-baik saja.” Hiburku.

*****

Dua hari berlalu. Maisha masih tetap dalam kegalauannya. Ia tidak bersemangat melakukan aktifitasnya. Ditempat kerja –kebetulan kami bekerja ditempat yang sama- ia selalu melamun. Kawan-kawan lain yang sudah mengetahui kejadian itu berusaha untuk menghibur tapi belum menunjukkan hasil. Maisha masih terlihat sedih.

Aku mendekati Maisha, ”Kamu sudah berbicara dengan Kian ?”

Dia menatapku.

“Belum Al, gue belum siap untuk nanya ke dia.” Tatapannya kosong.

“Kenapa Sha ? Bukannya kamu ingin kejelasan.”

“Iya. Tapi gue belum siap kalo ternyata foto itu benar. Gue belum siap kehilangan Kian. Gue cinta banget sama Kian. Berkali-kali gue menjauh dan berusaha kenal sama cowok lain. Tapi hati gue selalu ingat Kian.”

“Kamu kenal ga sama wanita difoto itu ?”

“Kalo ga salah, itu mantannya Kian. Soalnya dia pernah kasih liat foto mantannya ke gue sebelum dia bakar.”

“Hhmm… berarti bisa jadi itu foto lama Sha. Tapi belum tau ya benar atau ga. Dan sekarang yang jadi pertanyaan, siapa yang ngirim foto itu dan maksudnya apa.”

“Semoga Al. Gue bener-bener belum bisa nanya hal itu ke Kian. Kita masih komunikasi seperti biasa. Seperti ga ada masalah.”

Perlahan Maisha terlihat tenang, meski gurat kegelisahan masih terpancar diwajahnya.

*****

Dua minggu berlalu. Wajah Maisha kembali bahagia. Ia bersenandung kecil. Saya pun keheranan melihat perubahan wajahnya. Pasalnya sampai kemarin, dia masih bermuram durja. Bahkan terlintas dari ucapannya, bahwa ia ingin bunuh diri saja. Dan semua itu pengaruh dari sebuah foto.

“Ehmm.. si Eneng, udah senyum-senyum sendiri. Awas loh, nanti kesambet.” Ujarku meledeknya. Senyum Maisha semakin mengembang.

“Gue udah nunjukin foto itu ke Kian, dia bilang itu foto lama dia sama mantannya. Dia juga tau siapa yang ngirim. Gue percaya sama Kian, Al….”

“…. Kian bilang, supaya gue jangan lagi mikirin hal itu. Semua cuma masa lalu.”

“Alhamdulillah..” Ucapku lirih.

“…. Lantas bagaimana dengan rencana pernikahanmu dengan Kian ?” Aku teringat dengan ucapannya dua bulan yang lalu.

“Mungkin belum dalam waktu dekat ini Al.” Kami masih mengumpulkan tabungan untuk rumah tangga kami kelak.

*****

Cerita diatas adalah fakta. Meskipun nama para tokoh, saya samarkan. Mungkin dari kita banyak yang tahu mengenai cerita diatas, karena sebenarnya masalah tersebut sangat sering terjadi. Atau bahkan ada sebagian dari kita yang pernah mengalaminya.

Saya menjulukinya, Love is blind. Yup, cinta itu buta. Dan dimulai dengan status pacaran. Banyak kisah cinta buta dalam lingkaran pacaran. Salah satunya adalah yang saya tuliskan diatas.

Lalu, mengapa saya menuliskannya dan apa makna yang tersirat didalamnya ?

Mungkin cerita diatas begitu sepele, tapi ternyata bagi saya menyimpan makna yang besar. Makna yang menjadi pembelajaran bagi diri pribadi.

Ketika Maisha menyatakan dia sangat mencintai Kian, sungguh itu adalah benar-benar cinta. Meskipun saya sendiri tidak tahu, jenis cinta apa yang bisa membuat seseorang tampak begitu lemah. Karena yang saya tau, jika kita mencintai (karena Allah) maka kekuatanlah yang akan terus menghampiri. Kebahagiaan yang hakiki. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Cinta yang tumbuh karena adanya sikap saling mengekalkan cinta itu sendiri. Yang karena cinta tersebut menjadi alasan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Dan yang saya tahu, cinta seperti itu hanya ada setelah ikatan pernikahan. Bukan cinta yang datang dan membaikkan semua keburukan dan memburukkan semua kebaikan. Meski semua jelas terlihat didepan mata.

Kelemahan “cinta” pada hubungan pacaran adalah kita hanya menilai bahwa ia akan selalu baik selama ia berstatus pacar. Terlepas bagaimana sifatnya. Baik atau buruk. Jika “cinta” sudah menyemai didalam hati para pelaku pacaran, maka apapun yang dilakukan pacarnya, tidak akan pernah terlihat salah atau buruk selama ia masih menjadi seorang pacar yang “baik”.

Hingga suatu saat, ada isu perselingkuhan (entah benar atau tidak) maka karena “cinta” itulah maka kelemahan menjadi seketika muncul. Dunia terasa runtuh. Bunuh diri seakan mantap menjadi pilihan untuk mengakhiri hidup. Ia sedih bukan karena pacarnya berselingkuh. Lantas ia berpikir, “Dia sudah membohongi aku, dia bukan pria yang baik untukku”. Dan memutuskan pacarnya. Kebanyakan tidak seperti itu. Justru mayoritas akan bertahan pada kebutaan cinta. Menjadi makhluk terlemah, karena teramat cintanya pada sang pacar. Bahkan ia rela untuk memaafkan sang pacar, asalkan ia kembali kepelukannya. Padahal jika logika dipergunakan, maka dengan terbukanya kedok tersebut, menunjukkan bahwa pacarnya bukanlah seseorang yang baik untuk dipertahankan. Jikalau akhirnya putus, maka kesedihan akan mendera. Ya, karena memakai terlalu banyak perasaan atau hati sebelum waktunya. Dan fikiran yang jernih menjadi terabaikan.

Saya semakin paham akan hikmahnya mengapa pacaran itu tidak diperbolehkan, apapun labelnya. Hubungan pacaran yang lama, menyebabkan interaksi antara pelaku. Siapapun tahu. Cinta datang karena terbiasa. Banyak kenangan indah yang ditorehkan selama berpacaran. Pacaran, hubungan tanpa ikatan. Hanya sebatas ucapan (istilahnya, menembak).

Hubungan yang sudah lama terjalin dan seketika berakhir, tidak mudah diterima bagi pelaku pacaran. Ya, karena banyaknya kenangan yang sudah melekat dihati, dirasa seperti kenikmatan. Yang ketika berakhir akan sangat menyakitkan dan menjadi tidak rela. Padahal bisa jadi banyak kenangan-kenangan itu berasal dari pergaulan yang tidak baik. Dan karena kenangan-kenangan itu pula, yang menjadi penyebab seseorang menjadi terikat kuat pada pacarnya.

Suatu ketika berjumpa dengan seorang kawan yang telah menikah. Ia menikah tanpa melalui proses pacaran.

“Sudah hampir empat tahun usia pernikahan kami. Alhamdulillah. Pernikahan kami tanpa melalui proses pacaran. Saat itu suami saya yang datang kepada orangtua saya untuk meminta saya menjadi istrinya. Orangtua saya menyetujuinya. Bismillah, disertai niat karena Allah dari saya maupun suami, sayapun mengiyakan lamarannya dan menikah. Dalam perjalanan pernikahan kami, tidak selalu tanpa hambatan. Cekcok kecil sesekali terjadi. Tetapi kembali pada niat awal kami membangun mahligai rumah tangga yaitu karena Allah. Apapun yang terjadi tidak menggoyahkan cinta kami, justru kian hari kami semakin saling mencintai. Cinta yang kami rawat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Perjumpaan kami yang tidak lama sebelum menikah bukan hambatan untuk saling mengenal. Justru setelah menikah, kami bisa melakukan hubungan pacaran yang bernilai ibadah. Tidak ada kebohongan yang kami lakukan layaknya orang berpacaran sebelum menikah. Karena jika seseorang menikah (baik diawali pacaran atau tidak) maka sifat asli pasangannya akan terungkap. Jadi jika semua kita lakukan dengan niat karena Allah, InsyaAllah semua menjadi indah dan berbeda. Apapun yang kita lakukan, semata-mata karena Allah. Dampaknya akan berbeda dengan yang menikah karena hawa nafsu.”

Sekelumit kata-kata ringan yang penuh makna. Bisa menjadi pilihan. Cinta karena Allah yang membuatnya segalanya indah atau cinta karena hawa nafsu yang bisa jadi tidak akan bertahan lama.

Allahua’lam

Love Rain

Cahayapun menatap malu
Mengerlip diantara tetes-tetes hujan
Dibelantara hutan beton, melintasi aspal basah

Petang ini teramat indah
Sebuah Rahmat dari Sang Maha Indah
Tentang doa yang kan mengawan hingga langit ketujuh
Tentang luberan dosa yang terhempas angin surga
Tentang kisah yang tak terungkap
Tentang mimpi-mimpi disudut hati

Love rain, setelah keringat membasuh penuh raga
Love rain, setelah mentari menggagahi penjuru bumi
Love rain, adalah Rahmat Sang Maha Pencipta

Hujan yang selalu indah dan teramat indah
Meski keluh menggenangi Qalbu
Tapi Allah, menyayangi selalu

Love rain
Tiada batas ia tercurah
Tiada beda ia terderai

Pada dinding bambu yang terkoyak
Juga diantara keramik mewah membentang

Karena hujan adalah milik sang penikmat
Milik sang perindu kedamaian
Anugerah tertunda bagi yang lupa

Love rain.. InsyaAllah