Artikel

Masih Tentang Tahun Baru

Masih ada saja kawan-kawan yang bertanya, hendak kemana malam tahun baru ?
Semoga mereka yang bertanya bukan bermaksud untuk merayakannya tapi hanya sekedar pembiasan kata dari, liburan mau kemana ? semoga seperti itu. 

Sebelum saya mengetahui hukum-hukum merayakan tahun baru, saya sempat tidak pede jika tidak ada acara pada malam tahun baru dan hanya berada di rumah saja. Mencari info kesana kesini melalui kawan-kawan menanyakan apakah mereka ada acara tahun baru atau tidak. 

Alhamdulillah, sedikit banyak saya mengetahui hukum-hukumnya. Singkatnya seperti ini, jika kita memang berniat merayakan tahun baru dengan cara-cara yang bathil bahkan cenderung menyerupai orang kafir, maka itu haram. Semisal, dengan berpesta pora, melakukan pemborosan hingga terjadinya maksiat. Kemudian menjadi bid'ah jika tersamar, contohnya melakukan ibadah (sholat malam) dengan maksud untuk merayakan tahun baru. Karena Rasululullah tak pernah mencontohkan seperti itu. Yang terakhir hukumnya adalah halal, jika kita melakukan hal yang bermanfaat pada malam tahun baru tapi tidak dengan niat untuk merayakannya. Misalkan mengadakan santunan yatim piatu pada malam tahun baru dan sebagainya.


Memang tak mudah melepas atribut yang sudah lama kita percayai dan yakini. Menjadi aneh dan risih jika berbeda dari lainnya. Paling tidak dengan mengalihkan malam  tahun baru dari acara hura-hura ke acara yang lebih bermanfaat bisa menjadi satu pilihan.

Tapi begitu hebatnya pergantian tahun baru, banyak orang yang sepanjang tahun menganggap bahwa hidupnya biasa saja tapi ketika mendekati penghujung tahun langsung menyambutnya dengan gegap gempita. Seolah masalah-masalah yang terjadi setahun kemarin menguap begitu saja. 

Saya berharap semangat itu akan terus terjaga untuk masa-masa selanjutnya, supaya apapun yang terjadi bisa di hadapi dengan senyuman. Jangan sampai semangat itu hanya ada di beberapa hari menjelang penghujung tahun tapi ketika melewati beberapa jam setelah pergantian tahun menjadi hilang.

Semoga tiap detik kita menjadi momentum perubahan ke arah yang lebih baik, bukan menunggu momen-momen pergantian tahun. Dan resolusi-resolusi pun harus ada ketika kita gagal, ketika khilaf, ketika kita terpuruk untuk kembali bangkit dan berbenah diri.

Allahua'lam

31 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar