Artikel

Bersama Kesulitan, Terdapat Kemudahan

Adakalanya butuh kelapangan
Kala arah yang dituju tiada menunjukan jalan sebenarnya
Bisa saja kesal, marah lalu memaki
Pada sipenyebab ketersesatan itu

Namun, saat kesal itu ada

Akan menjadi kekesalan berantai
Teruntuk Sang Maha Pencipta, Pengatur Segala

Mungkin saja, dengan arah yang salah

Momen terindah akan tergapai
Sesuatu yang asing menjadi mengerti
Juga hati yang lebih berseri menyikapi

Ya, semua itu bisa saja

Menjadi jalan terindah bagi tiap hambaNya

Bukan tak sayang

Karena teramat penyayangnya Rabb

Karena kataNya

Bersama kesulitan, terdapat kemudahan
Rumus terjitu dalam hidup
Belajar untuk meyakini
Melapisi dinding hati
Jika kesulitan menemani
Maka kebahagiaan akan hadir

191212
#Hikmah hari ini

Bukan Hanya Janji

Bilakah bahagia itu bisa datang tiba-tiba
Tanpa ku harus tertatih dan menangis
Maka tak ada nilai untuk sebuah bahagia
Dan ia akan menjadi debu
Yang akan segera terhempas tanpa bekas

Sungguh, manis perjuangan itu bukan hanya sebuah janji
Dan bila keyakinan sudah terpatri
Jalani saja dengan sepenuh hati
Meski duri merintangi jalan ini

Diantara tanya aku berbicara
Diantara gelap aku meraba
Diantara beribu makna aku mengeja

Kepada Pemilik hati, ku haturkan terima kasih
Selalu menjaga dan memberi
Ketenangan yang teramat berarti

*Allah akan menjaga kita, jika kita ingin dijaga.
  Allah akan memberi, jika kita meminta.
  Meskipun kasih sayang Allah tak terbatas oleh sebuah permintaan.
  KasihNya meliputi siapapun, bagaimanapun hambaNya

Aksara Berbicara

Sahabat, kau bisa menjadi hebat
Sesuatu yang ringan dan bermanfaat
Kau mungkin tak pandai berbicara
Tapi kau bisa menuangkannya dalam aksara

Menulislah, seperti kau berbicara
Tak perlu pandai berkata
Cukuplah apa adanya

Subhanallah, Maha Suci Allah
Hanya dengan deretan kata-kata
Kata-kata yang bermakna
Kau bisa menjadi mulia

Ialah Allah, Rabb Semesta Alam
Tak pernah menjadikanmu sia-sia
Tuangkan saja bahagiamu
Sebarkan energi positifmu
Dan tersenyumlah

Semoga senyum itu mampu mengubah dunia
Duniaku, duniamu dan dunia kita
Dunia penuh semangat
Penuh manfaat

Biarlah aksara itu bersaksi kelak
Menjadi aliran amal tak berujung
Bahwa kau, yang bukan siapa-siapa
Teristimewa dihadapan Allah

Semangat !!!

Mereka Bilang Kamu Cantik

Mereka bilang kamu cantik
Kamu cantik, bila berpakaian seadanya
Kamu cantik, bila tubuhmu tak tertutup rapat
Kamu cantik bila telanjang

Itulah cantik masa kini

Panduan wajib menarik simpati
Meski terbatas sebuah lirik
Usahanya sungguh menyiksa diri

Terima saja cantik aslimu
Tanpa polesan warna warni diwajahmu
Tanpa tubuh-tubuh telanjang
Tanpa perangai yang mengundang


Bila cantik bagi mereka hanya fatamorgana
Maka, cantik dimata Rabb adalah segalanya


Engkau titisan bidadari
Penyejuk mata dan hati
Salam hangat dari sang mentari
Bersamalah menyinari


24.11.12


Nikmati Saja

Cinta itu selalu indah
Anugerah Sang Maha Indah
Meski kadang duri berjejal diantaranya
Menyisakkan luka yang tiada berkesudahan

Cinta itu selalu indah
Dan ini hanya sebuah masa 
Yang kelak kan berganti indah
Yakin dan yakin saja

Jika perih ini tak pernah ada
Mungkin bahagia akan kau anggap biasa

Nikmati, nikmati saja
Setiap luka yang menerpa jiwa
Semua akan menjadi indah
Seindah pelangi dibalik hujan

Tersenyumlah ^_^

Hujan Lagi

Jum'at penuh semangat
Kota hujan tak hanya predikat Bogor
Kala petang bertandang
Awan hitam melebar
Musim ini musim rahmat
Rahmat yang tercurah disemua tempat
Hujan yang turun selalu lebat
Terfikir tak menyenangkan
Meski selalu dirindukan

Jika hujan deras mengguyur
Terus saja bersyukur
Disana, entah dimana
Setetes air bak permata

Jika hujan rintik tiada henti
Dan separuh tapak terendam air
Jangan terus keluh bergulir
Ini hanya sekelebat takdir
Akan ada hikmah yang terfikir

Jika hujan didesa indah
Karena alam yang kian syahdu
Dan disini jadikan hujan selalu dirindu
Wangi hujan menyegarkan Qalb
Seolah peluntur dosa yang berkarat

Jadikan hujan saat terindah
Merayu mesra Sang Pencipta
Dengan lantunan doa-doa indah
Menjadi hamba yang dicinta

Kami butuh hujan
Setelah surya terus bertahta
Kami butuh bahagia
Setelah duka tiba

Sebelum hujan
Kala hujan
Setelah hujan
Nikmati saja

Oh,, Nafsu

Dan kini, 
Ku nikmati saja pening itu
Peningku sendiri
Hasil karyaku sendiri

Rabb, selalu saja Kau beri indah hidup ini

Hadirkan bimbang
Juga datangkan tenang

Ya, bimbang yang lantang

Deru nafsu yang bergemuruh
Akalku tergopoh-gopoh mengejar nafsu
Nafsulah yang akhirnya menang


Dan, saat ini kuingin kalahkan itu
Kunikmati nafsu yang memburu


Aku sedang berperang

Peperangan terbesar
Melawan hawa nafsuku


Rabb, Maha besar kuasaMu
Beri izin aku berfikir
Menggali nikmat diantara celah
Ingin tersenyum lebar diantara nafsu yang terbakar
Mungkinkah ??
Harapku selalu


Kala nafsu bergumam
Biarkan akal berkata-kata
Biarkan akal mencari hikmah
Biar akal memberi cinta

Karena, sekelumit nafsu mampu melibas akal

Karena aku adalah aku

Bukan kamu, dia atau mereka

22.11.12

Mode, Tak Akan Tergapai Meski Dikejar

Bahagiaku, jilbab itu menjadi mode 
Dimana-mana wanita menutup mahkota 
Warna warni indah menutup raga
Indah mode menjadi utama 

Dan mode itu masih menampakkan helaian rambutmu 
Mode itu tak menutup rapat tubuhmu 
Mode itu tak membuatmu nyaman 
Mode itu membuang banyak waktumu

Bukan mode panutanmu
Al Qur'an-lah pedoman utamamu 
Perintah Rabb untuk istimewakanmu 

Kau hanya terlihat sama
Mungkin malu jika berbeda 
Kau tau, beda itu asyik 

Kau mungkin akan ketinggalan mode
Tapi mode tak akan tergapai meski dikejar 
Mengapa tidak dengan Ridho Rabb ? 
Hingga mata manusia terabaikan sudah 

Yang tebal, hingga tubuhmu jauh dari pandangan
Tak menyiksa tubuh dalam lekatan pakaian 
Sejenak dan merasa nikmat 

Kau wanita 
Kau istimewa 

11.11.12

Malam Ini Tak Ada Duka

Malam ini tak ada duka 
Juga malam-malam seterusnya 
Harapku saat ini 

Berjibaku dengan waktu 
Yang itu-itu melulu 
Keinginan besar yang tersulut pilu 

Khairunnas 'anfauhum linnaas 
Menjadi makhluk sempurna 
Menjadi khalifah didunia 
Bermanfaat bagi sesama 

Merasakan tawa kala fisik bersua 
Menerbitkan rindu kala batin memanggil 
Dan inilah aku, sebutir debu tiada berdaya 

Kadang, menjadi tumpuan yang rapuh 
Memaksa lelah itu enyah 
Dan tak bisa 

Tapi Rabb Maha Mengerti 
Memberi cinta yang tak biasa 
Bak tetesan embun 
Menyejukkan walau hanya saat pagi menjelang 

10.11.12

Lepas Bebas

Aku pun resah 
Aku pun nestapa 
Terima kasih Rabb 
Rasa yang tak biasa 
Selalu hadapkan diri pada kelemahan abadi 
Bersandar kembali pada pemilik diri 

Dan itulah, tiada lagi ada cara 
Bahkan dengan otak tercerdas pun 
Hanya DIA, penenang hati 

Belajar melepas 
Melekatkan padaNYA 
Hingga lepas bebas 

31.10.12

Mencintaiku Dalam Diam

Kawan, bukan hebatmu yang menjadikanku nyaman 
Hebat yang mengoyakkan fikirku 
Bermaraton dalam gelap gulita 
Menggelapkan saat terangku 

Kawan, kesederhanaanmu yang menyejukkan 
Mencintaiku dalam diam dan doamu 
Tulus, menjadikanku menanam budi 
Menjadikanku raja disampingmu 

Kawan, kau mendengar saat yang lain tuli 
Akulah pembicara handal didekatmu 
Tiada sekat diantara kita 

Kawan, hari berwarna karena kita 
Kau ada adalah anugerah 
Kau pergi adalah memori 
Kau senantiasa dihati 

Kawan, kuingin kau tak terbatas 
Selalu ditiap jiwa 
Meski ku hanya seorang fana 
Izinkan aku menjadi sebuah makna

Jakarta Kamis Petang

Beginilah Jakarta kita 
Dengan indahnya kendaraan berderet 
Menunggu giliran menyusur ibukota 
Dengan suara indah klakson bersautan 
Juga dada yang bergemuruh menahan ego 

Benar, ini Jakarta kita 
Diantara polusi disana sini 
Menemani kita selalu 
Seolah tak ingin pisah 

Inilah Jakarta kita 
Menggebu-gebu kita bernafas 
Pencarian ruang sekedar mengusir bising 
Karena suara bagai berjarak lima centi 

Disini di Jakarta 
Tempat kita mengeruknya dalam-dalam 
Tempat kita mencari setitik hawa 
Tempat kita mereguk nikmat dunia 
Tempat kita mendulang berkah 

Di jalan-jalan Jakarta 
Selaksa kisah tercipta 
Antara benci dan cinta 
Kita tetap memuja

Bahagia Berbisik

Mungkin sebuah do'a lebih bermakna 
Dibanding sebuah tanda tanya 

Bukan kecerdasan yang mampu memberi jawaban 
Karena memang kuasa Tuhan 

Bayang-bayang bahagia 
Merajai kedua mata 
Menyesak didada 
Lalu tersembunyi dalam do'a 

Rencana Tuhan sangat indah 
Karena DIA Yang Terindah 
Bukan nestapa yang diterima 
Hanya sebuah pertanda cinta 

Waktu-waktu yang bergulir 
Dengan mendung yang senantiasa hadir 
Itu hanya kisah klasik 
Untuk kebahagiaan yang tengah berbisik 

Karena kita istimewa 
Karena kita yang terindah 

7112012

Bukan Rindu

Bukan waktu yang membelenggu 
Bukan pula rindu yang menggebu
Jika bayangnya selalu membelai mesra 
Dan hembusannya lembut menerpa wajah

Hanya sebuah episode cinta 
Bukan rindu tapi butuh 
Menuju dimensi penuh arti 

Rinai hujan bersenandung merdu 
Melagukan cita dan cinta sepasang hamba 
Duhai alam, tiada berbatas kau bercerita 
Nikmat Tuhan tiada tara 

Ku rangkai samudera kata 
Tentang dia yang selalu bermakna 
Tempatku menerbitkan cinta 
Tempatku menerbitkan asa 

Aliran air menjadi teristimewa 
Warna hijau yang tak biasa
Sebongkah dingin menyentuh ari 
Menggeliat dalam kalbu yang membisu 

Sejenak saja, ku dapati dia 
Sejenak untuk selamanya 

29/10/12 

Seberapa Jauh Kami Pergi

Suatu saat, ada kalanya kesulitan hampir saja membuat kaki ini rapuh. Membuat hati menjadi pilu. Ingin sekali Rabb cepat mengangkat kesulitan itu. Hampir diujung kesabaran. Padahal sabar tidak pernah berujung. Subhanallah... Alhamdulillah. Dan, ketika Rabb selalu dihati, meski gemuruh ketidaksabaran hampir memuncak, Rabb akan mengatasi semuanya. Pertolongan-Nya seperti angin yang tanpa sadar datang dan seketika menyejukkan. Seperti pagi yang yang selalu datang untuk memberikan semangat baru. 

Indah dan teramat indah. Ketika ketidakyakinan itu memudar dengan pertolongan yang teramat indah. Saat kesulitan itu telah teratasi, maka nikmat Rabb manakah yang kami dustakan ??

Rabb yang selalu hadir dan mendampingi. Rabb yang kita sembah dan kita ibadahi. Rabb yang tidak pernah meninggalkan sedetikpun hamba-hamba yang dikasihiNya. Rabb yang selalu memberi kami pelajaran indah. Kebersamaan yang indah antara hamba dan Pencipta. Tentang Pendengar yang tidak akan mengeluh saat kami banyak bicara. Tentang Pemberi yang tidak akan pernah menolak saat kami meminta. Tentang Pemaaf yang tidak akan pernah mengabaikan saat kami bersimpuh mengucap istighfar. 

Diantara waktu-waktu kami yang selalu mengabaikan Rabb, terselip rindu mendalam. Kami yang lalai, kami juga yang merindu. Seberapa khilafnya kami terhadap Rabb. Ya, mungkin karena kami adalah hamba. Seberapa jauh kami pergi, seberapa jauh kami lupa. Hati kecil kami akan memanggil-manggil nama-Mu. Seperti segerombolan burung yang jauh meninggalkan sarang untuk mencari makan, pasti akan kembali ke sarangnya. Tidak akan pernah ia bisa meninggalkan sarangnya, keluarganya dan yang dikasihinya. Betapapun benci melingkupi batinnya. 

Rabb yang memimpin hati lemah kami. Mencondongkannya pada kebaikan. Selalu. Menjadikannya resah ketika khilaf ikut serta. 

Biarlah, ini bukan tentang kami dan semua. Ini tentang kami dan Rabb.

Tentang cinta yang masih merangkak untuk menggapainya. Bilang cinta tapi hati jauh panggang dari api.   Mungkin, semua kisah adalah nuansa. Lupa dan ingat menjadi warna. Biar tidak selalu ingat, tapi dihati lekat menjadi penyemangat. Lupa, ingat, ingat, ingat, lupa, ingat, ingat. Semoga. Dan petikan doa dalam kata yang terucap ketika bicara. Dalam keheningan. Dalam keramaian. Ada kami dan Rabb.

Rabb, kami selalu ingin melihat segalanya indah. Segala yang Kau beri menjadi indah. Diantara keterbatasan yang kami miliki. Dalam diam kami, ingin bergemuruh selalu nama-Mu ditiap sudut raga kami. Pada hati kami yang sering zhalim pada hamba-Mu yang lain, mohon sampaikan maaf kami. Tanpa sadar kami atau dengan sadar kami.

Laa hawlaa walaa quwwata illaa billaah...

Kami lemah dan akan selalu lemah, sedang Rabb adalah sumber kekuatan kami. Jalan kami yang berliku, entah jalur yang benar atau salah, mohon bimbing kami Ya Rabb. Melangkah pada jalur kebaikan yang Engkau ridhoi. Aamiin

Samudera Hikmah

Samudera hikmah dari seminar Manajemen Pelatihan Pembiayaan LKMS/BMT dan Dai Sejabodetabek di Oasis Amir Hotel, 20 Oktober 2012 yang diselenggarakan oleh Bank Syariah Mandiri dan Laznas BSM. 

"Seberuntungnya orang lupa, masih lebih beruntung orang yang ingat"

Salah satu kalimat hikmah yang saya peroleh hari ini. Salah satunya yaitu yang tertera diatas, orang lupa yang beruntung itu tidak akan berarti apa-apa dibanding orang ingat yang beruntung, jauh lebih baik. Beruntung dalam hal apa ? Konteks yang dibicarakan, mengenai agama. Orang yang lupa terhadap agamanya terlebih Rabbnya, meskipun keberuntungan terlihat menaungi hidupnya tetapi masih jauh lebih beruntung orang yang ingat pada Rabbnya. Meskipun keadaan fisik atau kondisinya tidak sebaik orang yang lupa. InsyaAllah mereka yang ingat kepada Rabbnya mendapat keberkahan dengan segala kondisi yang sedang dihadapinya. 

Keberuntungan bagi yang lupa bisa jadi hanya sebuah fatamorgana yang hanya bisa dinikmati didunia. Semu. Sedang untuk menjadi bekal di akhirat menjadi tersamar. Karena memang agama tidak bisa dipisahkan dalam setiap sendi kehidupan, bagaimana pun niat seseorang ingin memisahkan antara agama dan kehidupan, hanya ada kehampaan dan kebuntuan. Hatinya akan terasa kosong. Nalurinya sebagai hamba dari Sang Maha Pencipta akan terus mencari jati dirinya, mencari dimana Rabbnya. Karena pondasi sebuah ketenangan dan ketentraman adalah tatkala hati selalu ingat kepada Rabb, Allah Ta'ala.

Lalu ada lagi kalimat yang menurut saya sangat mengena yaitu :

"Manusia yang stress itu, bukan manusia yang tidak punya tuhan tapi manusia yang memiliki banyak tuhan"

Tulisan ini adalah intisari dari materi yang saya dengar, yang menurut saya sangat bermanfaat jika dibagikan kepada semua sahabat. 

Yang saya baru tahu dari Bapak Kiagus Tohir (Direktur Laznas BSM), bahwa dalam bahasa arab penyebutan tuhan itu ada dua yaitu Illah dan Rabb. Illah adalah Tuhan sebagai pencipta alam semesta, yang mengurus seluruh semesta. Dan semua agama pun mengakui hal yang tersebut. Tidak ada perdebatan untuk itu. Sedang Rabb itu berarti Tuhan yang patut disembah dan diibadahi. Laa ilaaha illallahu. Tidak ada Rabb yang patut disembah dan diibadahi selain Allah. Itulah mengapa bangsa arab dahulu mengakui Illah sebagai Pencipta alam semesta tetapi tidak mengakui Rabb yaitu Allah. Maka ditugaskanlah Nabi dan Rasul untuk menyerukan tauhid. Yaitu penyembahan hanya kepada Allah. 

Kembali kepada kalimat diatas yang menjadi pengingat saya pribadi. Tatkala hal-hal keduniawian menjadi sangat berharga dan takut kehilangan akan itu semua melebihi ketakutan ketika Allah berpaling. Harta benda, keturunan, kekuasaan, pasangan hidup dan lainnya yang seringkali melalaikan hingga tanpa sadar itu semua menjadi tuhan-tuhan dadakan. Dimana kecintaan yang berlebihan terhadap hal tersebut melebihi cinta kepada Sang Penciptanya. Rabbighfirlii. Innalillahi wainna ilaihi rooji'uun. Saya, kamu, dia, mereka dan kalian adalah berasal dari Allah dan akan kepadaNyalah kita kembali. Izinkan kami kembali kepadaMu dalam keadaan yang terbaik. Aamiin.

Satu ilmu yang saya dapat dari Bapak Kiagus Tohir.

Dakwah itu adalah amar ma'ruf nahi munkar

Ya, dakwah itu adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan agar tidak terjadi. It's so simple. 

Khairunnas 'anfauhum linnas
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Bukan orang yang sujudnya lama atau yang sadaqahnya paling banyak. Seseorang yang ibadahnya biasa saja tapi berkontribusi membantu orang lain jauh lebih baik dibandingkan dengan ahli ibadah yang tidak pernah berbuat untuk sesama. Namun bukan berarti bermanfaat saja tanpa disertai ibadah. Karena perbuatan tanpa didasari keimanan bagai debu yang berhambur tertiup angin. Sedang ibadah tanpa perbuatan baik adalah sia-sia. 

Bermanfaat bagi sesama, terlebih bisa mengajak kepada kebaikan. Berdakwah. Bukan hanya diatas mimbar, berceramah didepan jama'ah. Bagus jika bisa seperti itu. Tapi tidak semua orang bisa seperti itu termasuk saya. Tapi sebagai manusia kita wajib untuk menjadi da'i atau penyeru kebaikan. 

Hal kecil yang seringkali terabaikan padahal membawa dampak adalah tatkala kita bisa mencegah perbuatan buruk atau sekedar mengingatkan. "Jangan begini", "harusnya seperti ini". Itupun sudah termasuk berdakwah. Apapun yang bisa kita lakukan, akan menjadi ladang dakwah jika diniatkan untuk melakukan kebaikan dan mencegah untuk melakukan keburukan. InsyaAllah.

Subhanallah, ketika Allah memerintahkan sesuatu, maka tidak ada yang meyulitkan. Tidak perlu menjadi seorang ustadz untuk berdakwah. Tapi bisa lewat tulisan untuk seorang penulis. Bisa melalui syair untuk seorang seniman. Bisa melalui obrolan-obrolan ringan yang membawa hikmah dan sebagainya. Apapun yang kita lakukan, Allah maha melihat. Allah melihat kemampuan kita, proses kita dan keinginan kita untuk menjadi pembawa manfaat. Meskipun sedikit, meskipun setitik.

Subhanallah walhamdulillah Allahuakbar....

Seluruh kebaikan berasal dari Allah, tulisan-tulisan baik yang membawa hikmah adalah dari Allah. Dan saya pribadi adalah lumpur hitam yang diberi kepercayaan untuk menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyebar kebaikan. 

Allahua'lam

Yang Terpilih

Kamulah yang terpilih
Untuk sendiri menanti
Sang idaman hati dan terbaik pasti
Meski kau menanti
Kau tak siakan seluruh pribadi
Kau jalani hari dengan berseri

Sejenak kau memahami
Dia hadir dan kau tidak mencari
Dia datang dengan segenap hati
Persembahan Sang Maha Pengasih

Dan sejenak kau merenungi
Berganti hari terasa sunyi
Sahabat karib perlahan pergi
Semakin sunyi dan sendiri

Itu hanya regenerasi masa
Menjadi ada kemudian tiada
Jadikan Allah selalu didada

Mungkin sejenak lagi
Penantianmu akan berganti

Kau, sendiri menantang ilusi
Kau, sendiri berbangga hati
Kau, memilih tak tertusuk duri
Kau, memilih menghindari bara api

Kelak kau mengecap keindahan sejati
Meretas jalan cinta hakiki
Pada waktu yang terpilih
Karena kaulah yang terpilih

Cinta Itu Begitu Indah


Cring.. Cring..
Bunyi yang menandakan ada pesan baru diblackberry Maisha. Maisha langsung membuka BBnya dan ……

“Apaan nih ? gw ga salah liat ?” Kata Maisha setengah berteriak.

Aku yang sedang asyik membaca buku pun terkejut.

“Kenapa sih Sha ? nggagetin aja kamu ?” Tanyaku penasaran.

Maisha mendekat padaku dan memperlihatkan sebuah foto yang baru saja dikirim oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Foto yang cukup vulgar (menurutku). Foto dua orang yang berlawanan jenis sedang berciuman. Dan yang membuat Maisha terkejut adalah lelaki yang ada dalam foto tersebut adalah Kian, pacarnya.

“Aduh Almas, siapa sih yang ngirim foto ini ke BB gw ?”Maisha yang sebelumnya terlihat senang karena akan diajak makan malam bersama Kian kini berubah menjadi seseorang yang mendadak terkena sindrom galau akut. Bingung apa yang harus dilakukannya. Ia terlanjur sedih.

“Sabar Sha. Coba kamu cek siapa yang kirim foto itu”. Aku berusaha menenangkan Maisha perlahan. Maisha menuruti kata-kataku. Ia mengotak-atik BBnya dan mencari-cari siapa gerangan pembuatnya galau mendadak.

Tubuhnya melemas,”Al, habis ngirim foto itu, pelakunya langsung nge-delete jadi gue ga tau siapa yang ngirim”. Terlihat mata Maisha berkaca-kaca, sedetik kemudian airmatanya langsung bercucuran.

“Huhuhuhu… gue ga tau gue harus apa. Gue ga tau itu foto bener apa ga. Apa gue harus tanya langsung ke Kian ?”. Ceracaunya sembari memelukku.

“Gue ga percaya kalo Kian ngekhianatin gue. Dia sayang banget sama gue, itu yang dia bilang. Udah dua tahun kita pacaran. Terus, tau-tau gue lihat foto kayak gitu. Gue bingung. Gue bingung.” Tangisnya semakin kencang dipundakku, membasahi sebagian jilbabku. Aku berusaha terus menenangkan dan membelai lembut punggungnya.

Dia melepas pelukannya, “Gue harus tanya langsung sama Kian. Gue ga boleh begini terus. Gue ga mau dan ga boleh berprasangka.” Maisha berusaha untuk tegar.

“Bisa jadi foto itu dikirim oleh seseorang yang tidak menyukai hubungan kalian. Kamu memang harus bertanya sama Kian. Tapi kamu harus menenangkan dirimu dulu. Kamu jangan berbicara dengan Kian dalam kondisi seperti ini. Kamu masih terlihat rapuh…”

“…… dan semoga foto itu hanya sebuah rekayasa dan hubungan kalian baik-baik saja.” Hiburku.

*****

Dua hari berlalu. Maisha masih tetap dalam kegalauannya. Ia tidak bersemangat melakukan aktifitasnya. Ditempat kerja –kebetulan kami bekerja ditempat yang sama- ia selalu melamun. Kawan-kawan lain yang sudah mengetahui kejadian itu berusaha untuk menghibur tapi belum menunjukkan hasil. Maisha masih terlihat sedih.

Aku mendekati Maisha, ”Kamu sudah berbicara dengan Kian ?”

Dia menatapku.

“Belum Al, gue belum siap untuk nanya ke dia.” Tatapannya kosong.

“Kenapa Sha ? Bukannya kamu ingin kejelasan.”

“Iya. Tapi gue belum siap kalo ternyata foto itu benar. Gue belum siap kehilangan Kian. Gue cinta banget sama Kian. Berkali-kali gue menjauh dan berusaha kenal sama cowok lain. Tapi hati gue selalu ingat Kian.”

“Kamu kenal ga sama wanita difoto itu ?”

“Kalo ga salah, itu mantannya Kian. Soalnya dia pernah kasih liat foto mantannya ke gue sebelum dia bakar.”

“Hhmm… berarti bisa jadi itu foto lama Sha. Tapi belum tau ya benar atau ga. Dan sekarang yang jadi pertanyaan, siapa yang ngirim foto itu dan maksudnya apa.”

“Semoga Al. Gue bener-bener belum bisa nanya hal itu ke Kian. Kita masih komunikasi seperti biasa. Seperti ga ada masalah.”

Perlahan Maisha terlihat tenang, meski gurat kegelisahan masih terpancar diwajahnya.

*****

Dua minggu berlalu. Wajah Maisha kembali bahagia. Ia bersenandung kecil. Saya pun keheranan melihat perubahan wajahnya. Pasalnya sampai kemarin, dia masih bermuram durja. Bahkan terlintas dari ucapannya, bahwa ia ingin bunuh diri saja. Dan semua itu pengaruh dari sebuah foto.

“Ehmm.. si Eneng, udah senyum-senyum sendiri. Awas loh, nanti kesambet.” Ujarku meledeknya. Senyum Maisha semakin mengembang.

“Gue udah nunjukin foto itu ke Kian, dia bilang itu foto lama dia sama mantannya. Dia juga tau siapa yang ngirim. Gue percaya sama Kian, Al….”

“…. Kian bilang, supaya gue jangan lagi mikirin hal itu. Semua cuma masa lalu.”

“Alhamdulillah..” Ucapku lirih.

“…. Lantas bagaimana dengan rencana pernikahanmu dengan Kian ?” Aku teringat dengan ucapannya dua bulan yang lalu.

“Mungkin belum dalam waktu dekat ini Al.” Kami masih mengumpulkan tabungan untuk rumah tangga kami kelak.

*****

Cerita diatas adalah fakta. Meskipun nama para tokoh, saya samarkan. Mungkin dari kita banyak yang tahu mengenai cerita diatas, karena sebenarnya masalah tersebut sangat sering terjadi. Atau bahkan ada sebagian dari kita yang pernah mengalaminya.

Saya menjulukinya, Love is blind. Yup, cinta itu buta. Dan dimulai dengan status pacaran. Banyak kisah cinta buta dalam lingkaran pacaran. Salah satunya adalah yang saya tuliskan diatas.

Lalu, mengapa saya menuliskannya dan apa makna yang tersirat didalamnya ?

Mungkin cerita diatas begitu sepele, tapi ternyata bagi saya menyimpan makna yang besar. Makna yang menjadi pembelajaran bagi diri pribadi.

Ketika Maisha menyatakan dia sangat mencintai Kian, sungguh itu adalah benar-benar cinta. Meskipun saya sendiri tidak tahu, jenis cinta apa yang bisa membuat seseorang tampak begitu lemah. Karena yang saya tau, jika kita mencintai (karena Allah) maka kekuatanlah yang akan terus menghampiri. Kebahagiaan yang hakiki. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Cinta yang tumbuh karena adanya sikap saling mengekalkan cinta itu sendiri. Yang karena cinta tersebut menjadi alasan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Dan yang saya tahu, cinta seperti itu hanya ada setelah ikatan pernikahan. Bukan cinta yang datang dan membaikkan semua keburukan dan memburukkan semua kebaikan. Meski semua jelas terlihat didepan mata.

Kelemahan “cinta” pada hubungan pacaran adalah kita hanya menilai bahwa ia akan selalu baik selama ia berstatus pacar. Terlepas bagaimana sifatnya. Baik atau buruk. Jika “cinta” sudah menyemai didalam hati para pelaku pacaran, maka apapun yang dilakukan pacarnya, tidak akan pernah terlihat salah atau buruk selama ia masih menjadi seorang pacar yang “baik”.

Hingga suatu saat, ada isu perselingkuhan (entah benar atau tidak) maka karena “cinta” itulah maka kelemahan menjadi seketika muncul. Dunia terasa runtuh. Bunuh diri seakan mantap menjadi pilihan untuk mengakhiri hidup. Ia sedih bukan karena pacarnya berselingkuh. Lantas ia berpikir, “Dia sudah membohongi aku, dia bukan pria yang baik untukku”. Dan memutuskan pacarnya. Kebanyakan tidak seperti itu. Justru mayoritas akan bertahan pada kebutaan cinta. Menjadi makhluk terlemah, karena teramat cintanya pada sang pacar. Bahkan ia rela untuk memaafkan sang pacar, asalkan ia kembali kepelukannya. Padahal jika logika dipergunakan, maka dengan terbukanya kedok tersebut, menunjukkan bahwa pacarnya bukanlah seseorang yang baik untuk dipertahankan. Jikalau akhirnya putus, maka kesedihan akan mendera. Ya, karena memakai terlalu banyak perasaan atau hati sebelum waktunya. Dan fikiran yang jernih menjadi terabaikan.

Saya semakin paham akan hikmahnya mengapa pacaran itu tidak diperbolehkan, apapun labelnya. Hubungan pacaran yang lama, menyebabkan interaksi antara pelaku. Siapapun tahu. Cinta datang karena terbiasa. Banyak kenangan indah yang ditorehkan selama berpacaran. Pacaran, hubungan tanpa ikatan. Hanya sebatas ucapan (istilahnya, menembak).

Hubungan yang sudah lama terjalin dan seketika berakhir, tidak mudah diterima bagi pelaku pacaran. Ya, karena banyaknya kenangan yang sudah melekat dihati, dirasa seperti kenikmatan. Yang ketika berakhir akan sangat menyakitkan dan menjadi tidak rela. Padahal bisa jadi banyak kenangan-kenangan itu berasal dari pergaulan yang tidak baik. Dan karena kenangan-kenangan itu pula, yang menjadi penyebab seseorang menjadi terikat kuat pada pacarnya.

Suatu ketika berjumpa dengan seorang kawan yang telah menikah. Ia menikah tanpa melalui proses pacaran.

“Sudah hampir empat tahun usia pernikahan kami. Alhamdulillah. Pernikahan kami tanpa melalui proses pacaran. Saat itu suami saya yang datang kepada orangtua saya untuk meminta saya menjadi istrinya. Orangtua saya menyetujuinya. Bismillah, disertai niat karena Allah dari saya maupun suami, sayapun mengiyakan lamarannya dan menikah. Dalam perjalanan pernikahan kami, tidak selalu tanpa hambatan. Cekcok kecil sesekali terjadi. Tetapi kembali pada niat awal kami membangun mahligai rumah tangga yaitu karena Allah. Apapun yang terjadi tidak menggoyahkan cinta kami, justru kian hari kami semakin saling mencintai. Cinta yang kami rawat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Perjumpaan kami yang tidak lama sebelum menikah bukan hambatan untuk saling mengenal. Justru setelah menikah, kami bisa melakukan hubungan pacaran yang bernilai ibadah. Tidak ada kebohongan yang kami lakukan layaknya orang berpacaran sebelum menikah. Karena jika seseorang menikah (baik diawali pacaran atau tidak) maka sifat asli pasangannya akan terungkap. Jadi jika semua kita lakukan dengan niat karena Allah, InsyaAllah semua menjadi indah dan berbeda. Apapun yang kita lakukan, semata-mata karena Allah. Dampaknya akan berbeda dengan yang menikah karena hawa nafsu.”

Sekelumit kata-kata ringan yang penuh makna. Bisa menjadi pilihan. Cinta karena Allah yang membuatnya segalanya indah atau cinta karena hawa nafsu yang bisa jadi tidak akan bertahan lama.

Allahua’lam

Love Rain

Cahayapun menatap malu
Mengerlip diantara tetes-tetes hujan
Dibelantara hutan beton, melintasi aspal basah

Petang ini teramat indah
Sebuah Rahmat dari Sang Maha Indah
Tentang doa yang kan mengawan hingga langit ketujuh
Tentang luberan dosa yang terhempas angin surga
Tentang kisah yang tak terungkap
Tentang mimpi-mimpi disudut hati

Love rain, setelah keringat membasuh penuh raga
Love rain, setelah mentari menggagahi penjuru bumi
Love rain, adalah Rahmat Sang Maha Pencipta

Hujan yang selalu indah dan teramat indah
Meski keluh menggenangi Qalbu
Tapi Allah, menyayangi selalu

Love rain
Tiada batas ia tercurah
Tiada beda ia terderai

Pada dinding bambu yang terkoyak
Juga diantara keramik mewah membentang

Karena hujan adalah milik sang penikmat
Milik sang perindu kedamaian
Anugerah tertunda bagi yang lupa

Love rain.. InsyaAllah

Sabar Yang Tergadai

Hidup adalah perjalanan. Banyak episode ditorehkan semenjak awal tangis kita mengguncang dunia. Episode-episode hidup penuh makna, meski dalam perjalanannya tidak selalu ada kisah indah bertabur bunga.

Oh Allah. Beragam episode hidup kau ciptakan untuk kami, HambaMu. Karena Engkau begitu cinta kepada kami, Kau tidak ingin kami kembali kepadaMu tanpa adanya bekal yang mencukupi. Sungguh Allah, kami sepertinya -mungkin- lebih siap pada perjalanan bertabur bunga daripada perjalanan diatas bara api. Namun tidak seperti itu. Tidak boleh kami seperti itu. Engkaulah sebaik-baik pembuat rencana. Meski kami selalu menganggap bahwa rencana kamilah yang terhebat. 

Allah, sudah beberapa bulan ini hujan enggan turun ke bumi. Bumi tempat kami mengais kasih dan sayangMu. Mentari begitu gagah diatas singgasananya, cahayanya seolah sinaran kasih sayangMu yang teramat dalam. Maaf Allah, kami memohon ampun padaMu. Seringkali kami lalai dan selalu menyalahi anugerah panasMu. Bisa jadi dengan tiada panas, maka banyak ekosistem dibumi tidak berjalan baik. Fotosintesa tidak menjadi sempurna. Tapi disaat yang tidak terduga, Kau menurunkan hujan secara sempurna. Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar. Sejuk dan basah. Tanah seolah kembali bergairah tersiram air hujan yang seolah tiada henti. Bau hujan seolah memanjakan indera penciuman. Menyejukkan tiada beban. Sekali lagi, Maaf Allah. Sudah hujan Kau turunkan untuk menyirami bumi yang gersang, masih saja kami suka mengumpat menyatakan ketidaksukaan. Menjadi sulit bepergian, repot membawa payung, baju basah, motor sering kotor dan lainnya. Entah itu hanya sekedar bagian buruk dari diri kami atau memang kami yang suka mengeluh.  Rabbighfirlii...

Allah, kami ingin belajar dari tanah. Tanah yang dengan sabarnya, dalam kegersangannya tetap menanti RahmatMu untuk mengairinya. Dengan kesabaran yang tiada berujung. Dengan kesabaran sebagai salah satu hambaMu. Mereka tiada mampu bersuara. Tapi kami yakin, ia senantiasa berzikir padaMu Sang Penciptanya. Atau seperti perumpamaan pantai yang senantiasa menanti datangnya ombak. Tiada pernah risau ia menggugat. Selalu bersabar dalam keheningan bersama gemulai nyiur yang melambai. Ya, memang begitulah diciptakan. Sunnatullah. Sebuah pelajaran hidup untuk bersabar, karena yang ditunggu pasti akan tiba pada waktunya. 

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” 
(Az Zumar: 10)

“Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” 
(Al Baqarah: 155)

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(Al Baqarah: 153)

“Amat menakjubkan keadaan orang mu’min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun melainkan hanya untuk orang mu’min itu belaka. Apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya. Apabila ia ditimpa musibah, maka iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.” 
(HR. Muslim)

Berkali-kali Allah menyisipkan tentang sabar dalam Al Qur'anul Karim. Berbagai janji Allah sebagai bentuk balasan bagi orang-orang yang bersabar, karena memang tidak mudah melewati ujian kesabaran. Jika belum bisa, maka bersama-sama kita belajar. Belajar, terus menerus. Hingga pun terjatuh, maka kita akan saling membangkitkan diri karena Allah. Ya, karena Allah. Semua karena Allah. Bismillah. Selamanya kita hanya bisa berusaha. 

Allahua'lam.

Sukses Itu Bermanfaat ??

Membingungkan. Sangat membingungkan. Paling tidak untuk orang seperti saya. Memaknai sebuah kesuksesan. Dimana-mana selalu digambarkan, kesuksesan adalah sebuah pencapaian yang tidak lain ukurannya adalah materi. Ya, materi. Uang, harta benda, tempat tinggal, kenyamanan, berlibur keliling dunia dan lainnya. Entah itu hanya sebuah persepsi yang hadir dari otak saya saja yang lahir dari fenomena sekitar. Tapi tak bisa dipungkiri, kenyataan mayoritas dilapangan seolah membenarkan persepsi saya.

Berbicara kaya, siapa yang tidak ingin kaya. Bahkan manusia yang hartanya sudah bergelimang pun pasti akan berfikir untuk menolak jika ada yang menyodorkan lagi tumpukan harta kepadanya. 

Tidak salah juga jika ukuran kesuksesan adalah materi. Materi yang didapat dengan tidak mudah, mengorbankan seluruh kemampuan, potensi, berderai airmata, perjuangan tanpa henti. Tapi bagaimana jika ada seseorang yang sudah melewati kondisi tersulit dan maksimal untuk meraih materi namun kenyataannya kini, mereka tetap saja dilanda kekurangan harta. Musnah pula makna kesuksesan jika hakikatnya adalah harta. Karena jika sukses selalu saja harus dimaknai dengan yang berbau materi, maka semua orang akan mengejar kesuksesan itu dengan berbagai cara. Yang penting sukses. Dimana letak harapan untuk mencari keberkahan ?

Beberapa kawan, mengajak saya untuk "sukses". Sukses dengan makna seperti diatas. Materi. Bukan saya antipati terhadap materi. Saya hidup pun sedikit banyak memerlukan materi sebagai sarana. Kembali pada sukses, ajakan dari beberapa kawan. Bagaimanapun, saya tidak akan bisa melakukan sesuatu yang hati saya pun tidak menyenangi. Terdengar klise. Seperti itulah. Bagi saya kenyamanan hati, ketenangan adalah segalanya dalam melakukan sesuatu. Walhasil, beberapa kali saya menolak ajakan sukses itu dan tak tahu kenapa, beberapa kawan itu muncul hanya pada saat menawarkan jalan untuk sebuah "kesuksesan". Saat saya menolak, mereka teratur pergi dan menghilang.  Tidak ingin berburuk sangka. Tidak ada yang salah dengan jalan kesuksesan itu -bagi saya yang awam-. Jika tidak sesuai dengan hati nurani dan karena terpaksa, buat apa diteruskan.

Mungkin saya ingin mengganti kata sukses itu dengan kata manfaat. Ya, manfaat. Bagi sesama, seluruhnya. Meskipun lagi lagi saya masih jauh untuk menjangkaunya. Tapi dengan kata manfaat, sedikitnya kita masih akan bisa berguna dengan apa yang kita miliki. Sedikit saja. Lama-lama menjadi bukit. Sedikit saja. Kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Sedikit dan lupakan. Indahnya membayangkan itu. 

Jika membaca berita atau menonton televisi mengenai sosok yang tidak istimewa dari segi fisik, harta atau lainnya, tapi dia memiliki suatu kemanfaatan yang luar biasa bagi orang sekitarnya. Dengan kemampuan yang mungkin tidak dipelajari lewat bangku sekolah atau perguruan tinggi. Tapi sebuah ilmu sederhana yang seketika ilmu itu "meng-kaya-kan" dirinya dengan jurus "berbagi". Amazing. Selalu amazing mata ini jika melihatnya. Terbersit ingin menirunya. Lalu ketika melihat orangtua yang mampu mengantar anaknya menjadi shalih dan berakhlaq baik, itu adalah kesuksesan menurut saya. Sukses yang paling abadi yaitu bekal diakhirat nanti. Dan jika melihat ada seorang penyapu jalanan yang mampu menghadirkan kebersihan karena kerja keras dan ketekunannya, maka itupun adalah kesuksesan. Dan seorang seniman yang dengan karyanya bisa menggugah nurani seseorang untuk bisa lebih mengenal Allah dan sebagai perantaranya untuk melakukan kebaikan, itupun sukses yang sebenarnya. Mungkin banyak lagi kisah sukses lainnya yang berada disekitar, yang tidak hanya patut jika dinilai dari segi materi tapi nurani.

Jurus berbagi dan bermanfaat. Itulah ujung sebuah kesuksesan. Menjadi pelita bagi sekitar. Seorang yang sukses secara materi kemudian dia bisa berbagi dan bermanfaat, itulah yang saya maknai kesuksesan sebenarnya. Yang tulus dari dalam hati. 

Saya belum sukses secara materi. Dengan kemampuan yang saya punya, saya harap saya bisa bermanfaat. Tidak perlu hingga dikenal oleh banyak orang. Cukup dengan sedikit yang saya miliki, bisa menjadi pemberat amal shalih saya kelak. Aamiin. Seperti itu kesuksesan yang saya harapkan. Diantara gelimang kekurangan dan keburukan saya. Karena saya yakin tiap orang dianugerahi kemampuan, saya akan belajar memanfaatkan kemampuan saya untuk berbagi. Sedikit atau banyak, biar Allah yang menilai dan biar Allah yang menjadi saksi.

Allahua'lam