Artikel

Jejak Debu Sumbing

Mentari yang begitu tenang
Mengantar aku dan bayanganku
Dalam kebersahajaan alam yang menanti
Ummat untuk sekedar singgah
Mengayun langkah di medan yang terjal
Melampaui batas keegoan diri
Menikmati tumpuan jejak dalam pasir panas
Berteman irama ilalang di samping tubuh yang penuh peluh

Ku berpaling, kutatap awan yang berarak
Bagai manusia diatas awan
Diiringi semilir angin yang membelai mesra tubuhku
Gurat langit yang begitu tampak
Syukur ku panjatkan pada Illahi

Ditengah jalan ku tatap batang pohon yang memelas
Tanpa daun-daun yang senantiasa melindungi
Meranggas oleh tangan tangan jahil
Tinggal beberapa centi tertancap dalam tanah berpasir coklat

Semakin terjal menuju puncak
Bebatuan hiasi langkah yang kian lelah
Kerdil terasa sebagai hamba
Tak kuasa meng-Aku-kan diri

Senja merambat perlahan
Semburatkan rona jingga yang meng-indah-kan mata
Gelap berperan mengganti siang
Saat rebah bagi tubuh dan jiwa yang lelah


24 – 25 September 2009

Bila hutanku berkata…

Aku panas, kering kerontang
Mentari makin dekat bagai tak berjarak
Para penghuniku kini telanjang
Pohon-pohon tegak dengan muram
Tak berbalut daun yang menghijau
Saat detik berkurang
Pohon-pohon pun kian menghilang
Dan hewan-hewan telah melanglang

Tanahku tak bersahabat
Siap melumat apapun yang mendekat
Tanahku tak bersahabat
Hilang akar yang dulu kokoh didalamnya
Hingga genangan air tak mampu terserap

Aku makin gersang
Penghuniku kian padam
Kebijakan-kebijakan yang menderu
Bagai bulldozer melibas
Sedikit demi sedikit pohonku
Mereka abaikan aku
Biarkan aku terbenam sunyi
Mungkin akan pudar
Meninggalkan cerita panjang
Dari bibir mungil bocah-bocah
Yang bermimpi tentang hijau alam

8 Mei 2010
(From QS. Al-Baqarah : 12)

Dalam pelukan dingin Surya Kencana….

Kabut mengawan kala sang fajar datang dengan senyuman
Kembali melangkah menepikan lelah
Tiada disangka, setitik benih cinta mengawali tumbuhnya rasa
Menghangatkan edelweiss yang dingin

Pori-pori ari menganga menahan seringai surya
Ada cinta dipadang rumput dibawah langit
Menyaksikan awan putih berarak dalam lintasan tata surya
Bercinta dengan kedamaian...

Nyanyian api unggun dimalam yang dingin
Hingar dalam tawa membahana
Menelungkupkan kaki dalam hangat selimut
Menggandeng kawan berbagi cerita

Embun singgah di tepian dedaunan
Malam seakan tak berujung
Esok adalah akhir pekan diminggu kedua
Desember yang indah

Jabatan hangat alam melekat
Hingga kini, mungkin suatu saat nanti
Sua dalam alunan rindu yang menggebu
Biar riak ego tak lagi bersemayam
Berbaur bersama pasir puncak

Surya kencana dalam memori, desember 2007
9 Desember 2009