Banyak jiwa terjajah, hati terbelenggu
Lalu merasa lepas, bebas
Duri-duri itu mereka telan tanpa rasa
Meski tubuh robek perlahan
Bak mutiara terpendam
Dan terjajah dan terbelenggu
Kian rapat tiada tertatap
Di pelupuk mata adalah sampah
Cahaya pudar, tinggal mengintip
Cahaya mutiara yang tergeletak
Di keremangan rahim yang tersisa
Tubuh laknat menggeliat
Berpacu bimbang, tersisih
Indah surga di hadapan
Di antara tumpukan bisu rupiah
Ayat suci menjadi bising
Penghias ruang tamu perannya kini
Nada bising kini tak asing
Bahkan hingga fajar menyingsing
Remuk redam kau nurani
Jatuh bangun kau hati
Senang-senang melayang
Tak sadar sedang terbang
Kemudian jatuh terjengkang
29 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar