Artikel

PENCINTA ALAM, bukan PENCINTA TUHAN









Daun menebar wangi hijaunya
Menutup pori-pori mentari sejenak
Helaan angin kian menebar pesona
Menyapa para pemuda dan pemudi melalui sejuknya

Tapak-tapak yang berjejal
Membubuhkan jejak pada pekatnya tanah
Setiap tapak adalah saksi
Jejak pemberani dalam diri

Namun, ada hati yang tak terpaut
Dengan semangat alam yang membara
Sebagai pencinta alam
Dan bukan pencinta Tuhan

Berpaling dari Tuhan
Dan ia berada dalam alam Tuhan

Jejak-jejak keangkuhan yang bertengger
Pada dinding bebatuan dan pohon
Apakah ia menyangsikan kehadirannya
Sedang tapaknya adalah saksi

Daunpun bercampur dengan sampah-sampah
Mungkin akan memburai
Atau hanya membusuk dalam rongga tanah
Dimanakah akan disematkan gelar
PENCINTA ALAM.....

Untuk para pemimpin yang tak pantas memimpin....










30 Juni 2009


Di pojok kota yang kian menua
Ada tangis berbisik gundah
Ada airmata bercampur gelisah
Dimana punggung akan merebahkan letihnya
Sedang bumi masih bertanya kehadirannya
Seakan ingin hengkang dari kegelapan
Bahkan harapan telah bergumul dalam bunga jiwa
Kenapa lisan berpaling dengan perasaan
Telinga disumbat rintihan yang terus mengejar pilu
Wajah menoleh sedetik dan berpaling selamanya
Dimana kau hanyutkan sejuta bahasa indahmu
Yang terus kau tanamkan pada sanubari terdalam kami
Setelah masa merekam jejak hitammu
Kini kami adalah korban.......