Artikel

Nikmat-Nya Jauh Lebih Banyak

Bercerita tentang "nikmat" dari kacamata seorang pedagang, hal baru yang saya dengar dari seorang kawan. Menjalani profesi berdagang ada beberapa kondisi yang akan di hadapi, untung, rugi dan seimbang. Untung yaitu ketika uang yang di dapatkan lebih besar dari modal, rugi yaitu ketika yang di dapat kurang daripada modal, seimbang yaitu ketika uang yang di dapat sama dengan modal atau kembali modal.

Bagi seorang pedagang sejati, menghadapi ketiga kondisi di atas adalah hal yang biasa. Namanya berdagang, pasti ada waktunya untung, pasti ada waktunya rugi. Pedagang sejati tidak akan marah atau merasa kesal saat berada dalam kondisi merugi, karena mereka tahu bahwa rugi itu pasti akan di alami oleh semua pedagang. Kerugian akan di sikapi pedagang untuk koreksi diri apakah dirinya telah baik dalam berdagang, apakah barang dagangannya telah cenderung memenuhi selera pasar, apakah barang dagangannya berkualitas baik, apakah pedagang sudah cukup baik berinteraksi dengan pedagang dan hal-hal lainnya. Kondisi tersebut secara kasat mata merugi tetapi sebenarnya tidak.

Keuntungan lainnya sebenarnya telah di dapat, meskipun bukan berbentuk materi. Keuntungan pada kearifan berfikir untuk memberikan sinyal positif bagi otak, bahwa saat rugi adalah saat pembelajaran di mana nantinya pedagang bisa jauh berubah menjadi lebih baik lagi. Jumlah kerugian bila di bandingkan dengan keuntungan, maka akan jauh berbeda. Kerugian hanyalah setitik dari banyaknya keuntungan yang di dapat oleh seorang pedagang. Jika saat ini pedagang mengalami kerugian, ia yakin bahwa keuntungan yang di dapat kedepannya akan lebih banyak.

Meskipun kita bukan pedagang, kita bisa belajar dari filosofi berdagang. Bahwa nikmat yang Allah limpahkan kepada hambaNya, senantiasa mengalir deras. Adakalanya nikmat itu terasa tersendat alirannya. Secara fisik memang seperti itu, tapi hakikatnya Allah sedang memberikan kenikmatan kita untuk lebih meresapi makna  bersabar dan bersyukur. Jadi, tersendatnya nikmat Allah sejatinya bukan merupakan tanda bahwa Allah tidak sayang kepada hambaNya tapi sebagai ajang untuk pembelajaran diri menjadi pribadi muslim yang jauh lebih baik.

Kita akan merasa yakin, bahwa sebenarnya kenikmatan yang Allah berikan terus mengalir. Bukan hanya kenikmatan yang berbentuk materi, lebih dari itu ketenangan hati, merasa cukup dengan apa yang ada, perlindungan Allah dari segala gangguan buruk dan lainnya adalah nikmat yang jauh lebih besar jika di bandingkan dengan materi. Seorang muslim sejati akan terus berfikir bahwa ujian itu tak lebih dari setetes air hujan dan nikmatNya adalah hujan deras yang terus mengalir. Tak akan mampu kita menghitung aliran nikmat Allah.

Maka nikmat Allah manakah yang kita dustakan ??

Allahua'lam

(catatan pengingat diri)

30 Januari 2012

Jomblo Keren (Edisi Wanita)

Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Sebagai bekal tatkala kita melepas masa kesendirian.

Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan tanpa adanya pendamping. Kita punya keluarga dan kawan-kawan, tapi tidak selalu keluarga dan kawan bisa menemani kegiatan atau keperluan kita. Mendengar hal paling rahasia yang kita simpan. Tapi kesulitan, bukan menjadikan kita lemah dan mencari pegangan yang akan membantu kita guna menjalani kehidupan. Pegangan atau di sebut seseorang yang siap sedia untuk mengantar dan menolong kita namun belum ada ikrar yang menghalalkan hubungan tersebut. Itu hanya akan menjadikan kita makin bertambah lemah.

Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai wanita, tatkala berbagai rasa menerpa. Kesedihan, kegelisahan, kerinduan, kebencian. Kita bingung menumpahkan segala rasa itu kepada siapa. Tapi jika kita berusaha untuk mendekati Allah secara perlahan, kita bisa mengandalkan Allah untuk itu.  Serahkan segala keluh kesah, kelemahan dan rasa sayang kepada Allah. Allah menjadikan kita kuat. Mengandalkan Allah menjadikan kita bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Kita berpegang pada Yang Maha Kuat, yang semesta alam adalah ciptaanNya. Secara fisik, kita terlihat seorang diri. Berpanas-panasan berganti angkot kesana kemari karena berbagai agenda kegiatan. Berseliweran di antara para pasangan yang telah menikah. Keinginan untuk di perhatikan dan selalu di sayang, adalah lumrah bagi seorang wanita. Anggap saja semua adalah warna kehidupan kita, warna ujian yang semoga bisa menguatkan iman kita. 

Sejatinya kesendirian adalah mengasah diri untuk bermentalkan kemandirian. Wujud kita mungkin sebagai kepompong, yang terlihat buruk dan tidak enak karena harus berada dalam ruang sempit. Bukan tanpa alasan Allah menciptakan itu semua. Hanya ingin menjadikan kita layaknya seekor kupu-kupu yang indah dan mampu terbang di alam bebas. Jika kulit kepompong di robek sengaja, bukan malah menolongnya dari himpitan tapi sebenarnya ada kelemahan yang menunggunya tatkala ia berwujud kupu-kupu. Sama dengan kita sebagai wanita, jika kita merasa tidak tahan dengan kesendirian kemudian kita berusaha mengakhiri kesendirian dengan jalan yang buruk (baca : pacaran), sebenarnya akan melemahkan diri kita sendiri. Kita akan terbiasa terlayani dengan baik, jika tidak di bantu kita akan merasa tidak di sayang. Perlahan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk. 

Akan ada masanya ketika romantika kesendirian menjadi suatu hikmah yang sangat bermakna, suatu cerita yang akan kita rindukan tatkala pasangan telah hadir di samping kita.

Kesabaran kita, keteguhan kita tidak akan berakhir sia-sia. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. InsyaAllah.

Allahua'lam

29 Januari 2012

Jenuh

"Gue lagi jenuh sama hidup gue". Itulah balasan pesan singkat yang di kirim seorang kawan saat saya tanya ada apa dengan dia. Pertanyaan saya bermula, tatkala melihat statusnya di sebuah jejaring sosial yang berisi tentang ketidaksemangatannya akan hidup yang ia jalani.

Tak hanya kawan saya yang sering mengalami kejenuhan dalam hidup. Mungkin tiap orang termasuk saya, pernah merasakan kejenuhan.

Seseorang yang sangat mencintai pekerjaannya pun, akan ada masanya dia jenuh terhadap pekerjaannya.  Seseorang yang terlihat selalu bahagia, kapanpun dan dalam kondisi apapun juga pasti pernah mengalami fase kejenuhan. Sepasang suami istri pasti pernah mengalami kejenuhan terhadap pasangannya. Seorang siswa yang pandai sekalipun pernah di hinggapi rasa jenuh untuk belajar.

Roda kehidupan yang terus berputar, kebahagiaan dan kesedihan. Jenuh adalah suatu rasa yang tidak menyenangkan tapi setiap kita pernah mengalaminya. 

Jenuh itu alamiah. Jenuh yang terjadi yang merupakan suatu tanda bahwa kita harus melihat kembali tujuan hidup kita. Dengan mengingat kembali untuk apa kita melakukan sesuatu, insyaAllah kita akan lebih bersemangat dalam menjalani aktifitas. Jenuh yang bisa menjadi ajang introspeksi kita untuk bersyukur akan kelebihan-kelebihan yang Allah titipkan dan memperhatikan orang-orang yang di lahirkan tidak seberuntung kita. Kejenuhan yang menjadi tanda bahwa tubuh dan fikiran kita sedang meminta sesuatu yang berbeda dari aktifitas yang selama ini kita jalani. Mencoba untuk keluar dari rutinitas dan melakukan sesuatu yang kita suka atau belum pernah kita lakukan sebelumnya.

Rasa jenuh bukan ajang untuk menjadikan diri jauh dari Allah. Ketika jenuh, jangan langsung mengutuk takdir dan membenci kehidupan yang kita jalani sekarang. Allahlah sebaik-baik pembuat rencana hidup hamba-hambaNya. Ketika jenuh, kembalikan lagi rasa itu kepadaNya. Jadikan Ia sebaik-baik tempat mencurahkan isi hati. Ingatlah Allah, satu-satunya kunci penenang hati. Lebih dekatlah kepada Allah, maka Allah akan mendekap kita lebih erat.

QS. Ar Ra'du : 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

QS. Al Ikhlash : 2
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Semangat kawan !!

24 Januari 2012

Semangat Itu Tergolek Lemah

Raut wajah yang tersembunyi waktu
Walau hati kini menyatu
Setengah kisah telah membuku
Dalam lembaran kenangan di Qalbu


Kau mengais ilmu dari masa lalu
Kau bercengkerama dengan duka
Kau tiadakan pada sesama
Kau menjadi lilin yang menjamin terang

Terselip doa dalam balutan debu
Semoga angin hempaskan ke langit ke tujuh
Bila masa izinkan raga bersua
Ingin ada sebutir bahagia tercurah

Dia, sang gadis berjiwa ksatria
Luruh duka di buaian asa
Asa yang di sulam di keremangan hati
Entah siapa saksi yang bersaksi

Setelah masa merenggut tawa sementara
Tiada lara yang bermuram lama

Kini
Nun jauh di seberang pulau
Seonggok semangat itu tergolek lemah
Ujian-Nya menggerogoti lemahnya tubuh kaku
Senyum maya pun sejenak tak merekah


Pada tubuhmu yang ringkih
Semoga Allah meluruhkan kepiluan hatimu
Semoga Allah sucikan dirimu




24 Januari 2012

Allah, Aku Bosan Mengeluh

Allah, aku bosan mengeluh akan keadaanku ini. Keadaan yang Engkau ciptakan adalah untuk sebaik-baik makhluk. Kau beri aku kekurangan, tapi ketika ku Tanya kawan-kawan ternyata aku punya kelebihan. Maka, tak ada alasanku mengumbar kekurangan dan mencaci kelemahan.

Allah, aku bosan mengeluh akan bentuk fisikku. fisik yang engkau berikan padaku adalah sebaik-baik bentuk. Aku tak Engkau berikan bagian tubuh yang cacat. Aku pun masih dapat berfikir normal. Jika ku lihat di luar sana, masih banyak yang Engkau berikan ujian berupa bentuk fisik yang tak sempurna. Mereka mampu tersenyum, menjadikanku malu untuk mengeluh.

Allah, aku bosan mengeluh akan hidupku. Karena yang Engkau titipkan adalah yang aku butuhkan. Jika aku berkata bahwa ini kurang dan itu kurang, sebenarnya adalah nafsuku yang berkata.

Allah, aku bosan mengeluh tentang semua. Karena ketika aku mengeluh, maka akan terlontar perkataan-perkataan buruk yang aku tau bahwa perkataan sejatinya adalah doa. Maka jika aku mengeluh, sesungguhnya aku telah menciptakan boomerang untuk diriku sendiri.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku pahami, kasih sayangMu yang tak terhingga. PemberianMu yang mengalir deras bak aliran sungai. Aku malu jika aku mengeluh. Aku seolah menjadi makhluk yang tak pernah berterimakasih.

Allah, aku bosan mengeluh. Keluhan-keluhan yang ku lontarkan pada setiap orang yang ku temui akan menular menjadi keluhan-keluhan baru. Lalu, apa gunanya aku hidup ? Jika yang aku bisa tularkan bukanlah semangat tapi selalu keluhan.

Allah, aku bosan mengeluh. Memperlihatkankan segala resah dan gundah pada semua orang. Yang mungkin tidak semua akan memahaminya, karena yang ku tahu masing-masing dari mereka juga memiliki beragam masalah.

Allah, aku bosan mengeluh. Setelah ku sadari arti hadirMu. Bukan hanya Dzat yang menciptakan alam semesta, tapi Engkau adalah sebaik-baik kawan yang selalu setia mendengar, memahami dan memberi solusi. Jadi, kepadaMu-lah sepantasnya semua keluhan terlontar.

Allah, aku bosan mengeluh tatkala Engkau berikan apa yang bukan menjadi inginku. Karena aku tahu, bahwa Engkau lebih tahu aku daripada diriku sendiri. Engkau berikan ini meskipun terlihat buruk bagiku, tapi sebenarnya ada sesuatu yang luar biasa jika ku pahami dan ku fikirkan.

Allah, aku bosan mengeluh. Karena tiap kali aku mengeluh, tanpa sadar aku telah mengejekMu secara tidak langsung. Mengejek ketidaksempurnaan ciptaanMu. Padahal Engkaulah sebaik-baik pencipta. Aku berharap Engkau tidak murka akan kelakukanku. Ampuni aku ya Rabb…

Allah, aku bosan mengeluh. Tanpa sadar aku menjadi hamba yang kufur. Bisa saja Engkau langsung binasakan aku, tapi Engkau Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Aku yang senantiasa membutuhkanMu bukan sebaliknya. Kau beri aku kesempatan untuk memohon ampun.

QS. Luqman : 12
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS. Luqman : 17
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

QS. Ibrahim : 8
Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

QS. Ar Rahman : 21
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?



19 Januari 2012 

Pelukan Alam

Ku lirik biru langit yang menjadi nuansa
Arakan awan pengiring langkah
Mentari yang menyapaku dengan teriknya
Warna hijau yang memelukku
Warna coklat tempat ku bertumpu

Peluh ini menjadi saksi
Di sepanjang tapak-tapakku berjejal
Mendaki medan terjal berkerikil
Bernaung ketakutan yang meraja
Merasuki tiap sendi nadiku

Aku adalah seorang penakut
Yang menggigil kala dingin menerjang
Yang mampu menangis kala medan terjal menyeringai
Yang berdebar kala ku tatap jurang menyanding langkah

Aku adalah seorang penikmat
Ketika ku rebah di dinginnya tanahMu
Ketika ku hirup aroma wangi surgaMu
Ketika ku sujud di bawah pancaran rahmatMu
Ketika sejenak ku bergelar manusia di atas awan

Aku menggapai satu titik tertinggi bumiMu
Hamparan lampu kota berkerlipan
Atau kadang, kabut jadi penghalang
Tetap indah bermakna

Dalam lirih aku meminta
Jika aku mampu melakukan perjalanan ini
Mampukan pula aku menjalankan hati ini
Menerbitkan secercah hikmah
Untuk hela nafas yang ku tabur di sini

Jika aku berpaling, sedang aku hadir di sini
Dalam batas-batas hidup yang terbengkalai
Peluk aku dalam mengingatMu
Jadikan aku menjadi luar biasa dalam ketidakbiasaan

19 Januari 2012

Jilbabku Bukan Nilaiku

"Afwan ukhti, anti sudah tidak liqo lagi ? atau anti sedang futur ?" tanya Mawar seketika kepada Bunga yang di lihatnya berubah cara mengenakan jilbabnya.


"Iya nih Kak". Jawab Bunga sekenanya.


Dialog di atas adalah sekelumit cerita kawan saya - Bunga- ketika dia merubah penampilan jilbabnya. Bukan memendekkan jilbabnya hingga ke leher, hanya saja Bunga membuat jilbabnya dengan suatu model dengan tetap menjulur menutupi dada. Memang tidak sepanjang jilbab Mawar tapi masih syar'i karena sebelumnya Bunga telah bertanya dahulu dengan guru ngajinya. Ketika guru ngajinya mengatakan bahwa jilbab itu masih tergolong panjang dan menutupi dada, maka tak masalah. Masalah justru hadir ketika Bunga berangkat ke kampus dan bertemu dengan kakak seniornya, yang seketika langsung menjudge Bunga sedang futur. Sedang jawaban Bunga di atas bukanlah jawaban sebenarnya. Hanya sekenanya. Bunga hanya merasa heran, ketika iman hanya di ukur oleh panjang atau pendeknya jilbab. Selama jilbabnya masih syar'i, toh tidak masalah.


Biasa Di Bumi, Tak Bisa Di Langit

Saya teringat dengan seorang tabi'in yaitu Uwais Al Qarni. Kata Rasulullah, dia tidak di kenal penduduk bumi tetapi sangat terkenal di langit. Hidupnya terbilang miskin, tapi tak pernah membuatnya menjadi lalai dalam beribadah atau membantu sesamanya. Jika ia mempunya rizki lebih, ia tak segan membagikannya kepada tetangganya yang sama-sama kesusahan. Pekerjaannya hanya seorang pengembala, uang yang di hasilkannya di gunakan untuk keperluan ia dan ibunya sehari-hari. Siang hari ia bekerja sambil berpuasa, sedangkan malam hari ia gunakan untuk shalat dan bermunajat kepada Allah. Pakaian yang ia punya hanya yang melekat di tubuhnya saja. Sedari kecil ia tak pernah mengenyam pendidikan formal, pendidikan hanya ia dapat dari kedua orangtuanya. Ia seringkali di cap sebagai anak bodoh. Tapi ia tak pernah memperdulikannya dan tetap semangat membantu sesama.


Ia juga seorang anak yang sangat taat pada ibunya. Ia hidup di zaman Rasulullah tapi belum pernah bertemu langsung dengan Rasulullah. Namun karena kecintannya pada Rasulullah, ia meminta izin kepada ibunya untuk  berangkat ke Madinah. Kurang lebih empat ratus kilometer ia berjalan kaki dari Yaman hingga tiba di kediaman Rasulullah, sayangnya Rasulullah saat itu tidak berada di rumah karena sedang berada di medan perang. Ia di hinggapi rasa bingung, ia ingin sekali bertemu Rasulullah tapi di satu sisi ia teringat akan pesan ibunya untuk tidak berlama-lama meninggalkannya. Akhirnya ia pun pulang tanpa bertemu dengan seseorang yang amat di cintainya.

Penjagal Berwajah Lembut

Kejahatan, meskipun sedikit pasti setiap kita pernah melakukannya baik disengaja maupun tidak. Kejahatan dapat mendominasi hati hingga hati mati. Yang ditandai dengan tak ada cahaya iman yang terpancar. Setiap nasihat akan di abaikan. Seruan kebaikan hanya berlalu lalang tanpa pandang.

Tak ada yang bisa menilai kejahatan yang tertutup rapat atau terbungkus kepalsuan. Tapi bila kita bisa lebih arif menyikapi setiap kejahatan dengan memahami setiap objek dari peristiwa bukan melulu subjek yang menjadi terdakwa. Jika kejahatan dapat teruangkap, sesungguhnya ada sebab yang menjadikannya ada, yang kadang membutuhkan pemikiran yang jernih yang takdilakukan pada penghukuman secara langsung tapi pembentukan atau pengembangan karakter yang melenceng akibat masa lalu yang buruk atau trauma yang mendalam terhadap suatu peristiwa.

Seperti pada kasus yang terjadi pada terdakwa mutilasi dan sodomi anak “Baekuni alias Babeh”. Jika dilihat dari satu sisi, semua orang bahkan saya sendiri sepakat untuk menyematkan predikat penjahat kelas kakap padanya akibat kejahatannya yang melewati batas nalar manusia. Namun di antara sisi kelam tersebut, ada satu sisi lagi yang menarik perhatian saya. Saya berfikir, mungkin Babeh ini adalah seorang pshyco atau orang yang memiliki kepribadian ganda. Dia sangat kejam karena dengan mudahnya memutilasi bocah-bocah yang tak mau menurutinya untuk melampiaskan hawa nafsunya ataupun setelah melakukannya setelah menyodomi korbannya. Korbannya pun tersebar diberbagai kota di pulau Jawa.

Ksatria Jalanan

Sore hari selepas pulang bekerja…

Di dalam kopaja menuju kediaman saya,
Tiba-tiba naik seorang bapak-bapak yang sebelumnya saya kira penumpang. Tapi ternyata bukan  karena dia tak mencari bangku yang kosong justru  dia berjalan ke hadapan penumpang. Saya memperhatikannya dengan seksama. Saya kira dia akan mengemis. Bukan saya bermaksud suuzhon seperti itu. Karena sebagai penumpang setia kopaja, sering saya mengamati mereka yang lalu lalang di dalam kopaja. Ada yang mengamen, mengancam sambil meminta uang kepada penumpang dan orang yang mengemis serta penjual makanan dan minuman.

Dengan raut muka memelas dan memakai tas selempang. Tubuh dan wajahnya sedikit miring, seperti pernah terkena stroke. Saya mengira lagi, itu adalah trik untuk mengelabui penumpang supaya merasa kasihan dan memberi uang.

Astaghfirullah. Ternyata prasangka saya salah semua.
Setelah bapak itu berdiri menghadap  para penumpang, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Bapak itu berjualan pulpen. Dengan suara yang parau, ia menawarkan pulpen berharga Rp 1000,- kepada tiap penumpang, termasuk saya.

Derita ananda


Sang penyejuk hati
Penyejuk mata
Penyejuk jiwa
Selaksa kasih diberi
Jiwa raga untuk ananda
Segala rasa berbaur dalam cinta
Rona luka seakan sirna

Tapi masa menjadikan luka menganga
Gemuruh nafsu kian membara
Terbenam cinta buta berhiaskan mahkota
Ananda pun kelam menatap mayapada

Sering kasih bunda menhujam nyawanya
Tamat sudah
Tangis melebur di ruang kosong
Bersatu dengan sampah
Tubuh mungilnya

Kini, ananda pun tak didamba
Mahkota malu tercabik sudah
Ananda kini menjadi simbol
Penyambung rantai generasi
Tanpa ada warna warni
Kemana sejarah berganti
Cukup semangatkan sejuta mimpi di hati
Untuk memberi arti


20 Mei 2011

Cinta Berlabuh Bukan Di Dermaga Sebenarnya


Cinta itu hadir padaku, kamu dan kalian
Datangnya tak seperti pagi yang bertanda malam
Melintasi pandangan menuju  ruang hati
Cinta akan bersemayam disana

Ketika cinta bersenggama ditubuh lemah
Luruhlah hati sebagai penguasa
Nafsu bertahta merajai jiwa dan raga
Dan cinta akan berlabuh bukan didermaga sebenarnya

Perlahan sentuhan pertama menciptakan debaran
Nafsupun berbisik, “ kecuplah kekasihmu “
Semua indah, semua biasa
Debaranpun berganti dengan kenikmatan
Raga menyatu dalam ikrar sehidup semati

Semasa yang telah lewat
Madu direguk tanpa sisa
Sesal berkalan dihati, muram  menatap jalan
Keindahan kini telah layu
Seonggok daging berkubang dosa

Angan melayang dihempas kebodohan
Bukan Tuhan yang dikejar
Hingga sesal itu tercipta


5 Juni 2010

Bahkan Nuranipun Menangis

Seonggok daging tak lagi mampu memimpin
Logika seakan tersingkir
Dan nurani kini terpinggir
Nafsu telah membabat semua martabat
Kebaikan, kelembutan, kasih sayang dan cinta
Bagaikan jarum di tengah jerami
Ragapun berlaku tanpa komando
Nafsu yang meraja tanpa batas
Menghitamkan hati manusia

Di Zaman ini...
Semua bilang zaman modern
Meski sebenarnya lebih dari zaman jahiliyyah
Yang hitam menjadi abu-abu
Yang putih menjadi tersisih

Bertelanjang pun menjadi indah
Seindah seni yang berkata

Manusia bagai nyamuk yang siap
Memberikan nyawanya tanpa ada kata salah

Tuhan menjadi figuran
Hanya muncul di beberapa detik episode hidup

Di mana nurani kini
Apakah ruangnya kini telah benar-benar berubah fungsi ??
Menjadi istana nafsu yang bertahtakan seribu iblis
Dan nurani pun kini menangis
Perkataannya menjadi bias bersama dosa-dosa

9 Juli 2010

Mutiara Di Antara Debu

Segumpal debu tak kan pernah berubah menjadi mutiara
Meski berada dalam satu cawan
Tapi Mutiara adalah mutiara
Meskipun tertanam di antara debu

Ku cinta dia, meski terlambat
Ku sayang dia, ku sadar sebelum waktu berakhir
Dia hadir dalam ragaku, menyatu denganku
Cintanya hadir dalam setiap detikku
Cintanya hadir bagai asupan gizi
Tenangku adalah bersamanya
Ringan langkahku adalah dalam restunya
Hanya doa yang mampu terucap
Untuk dia mutiaraku
Di antara debu-debu tanpa makna yang hadir

Dia adalah cermin makhluk dengan sejuta ketulusan
Tanpa kontaminasi duniawi
Cintanya hadir sejernih pancarannya
Kasihnya adalah telaga yang menghilangkan dahaga
Yang selalu aku rindu

Dulu, emosi yang mengaburkan semua
Syukurku, tak terlambat aku menyadarinya
Aku mencintaimu dengan jiwa, raga dan hatiku
Ku akan belajar ketulusan cintamu
Kau adalah teladan selalu
Cintamu... Aku cinta...


Dedicated to : Ibu Halimah (Yang melahirkan saya)

8 Agustus 2010

Aku Lupa Akhirat

Ku rogoh kantongku dalam-dalam
Untuk mencari sekeping receh
Di depanku peminta-minta menunggu
"terima kasih". Ucapnya setelah ku serahkan recehku

Aku melihat tas idamanku
Ku lihat harganya
Hampir separuh dari uang gajiku
Tak mengapa, asal hatiku puas

Adzan telah berkumandang
Ku abaikan panggilanNya
Sinetron telah menarik perhatianku
Tanpa sadar, waktu sholat hampir usai

Ku bergegas dalam langkahku
Lima menit lagi saat ku bertemu kawan
Tak boleh aku terlambat
Akhirnya tepat waktu aku datang

Telepon berdering ternyata panggilan kerja
Hatiku langsung mekar berkembang
Ku siapkan pakaian terindah
Guna menambah nilai

Waktu sholat hampir tiba
Ku buka lemari, ku ambil kaos oblong
Yang ini sajalah, fikirku
Hanya untuk sholat

Wooooow,, pekikku dalam hati
keindahan alam mengguncang hatiku
Puncak gunung yang indah
Dalam jejak-jejak satu hari penuh
Dengan jadwal sholat yang terbengkalai

Rabbighfirlii....
Ampuni aku ya Allah
Ketika terlena pada dunia
Ku enyahkan akhiratku'
Ampuni aku


27 Maret 2010

Antara Bapak Pencopet, Keheningan Dan Keyakinan

Hari ini kembali ngebolang (bukan ke alam bebas, tapi silaturrahim ke tempat kawan) sepulang kerja di kawasan Rawasari.

Ba'da maghrib bertarung melawan amarah. Bagaimana tidak, menaiki metromini 47 yang berjubel dan macet. Alhamdulillah saya terbiasa dengan hal itu dan Alhamdulillah saya tidak di kejar waktu (sedari dulu, saya menghindari untuk merasa bahwa diri di kejar waktu, karena saya yakin ketidaksabaran dan amarah bisa muncul dari sana, jadi saya mencoba untuk enjoy dalam tiap kegiatan saya meskipun tidak nyaman).

Wah, ternyata tidak hanya penumpang asli yang naik metromini ini. Ada juga siluman di dalamnya alias copet. Hmm,, gelagatnya sudah tercium oleh saya, dengan menggunakan modus, tas gemblok di taruh di depan badan dengan satu tangan berpegangan dan satu lainnya untuk beraksi dan di taruh di bawah tas sehingga penumpang tidak menyadari. Parahnya walaupun sudah mengetahui gelagatnya, tapi saya masih saja kena. Saya juga menaruh tas di depan badan dan posisi saya berhadapan dengan bapak copet itu. Saya sudah waspada dengan selalu menatap sinis pada copet itu tetapi ternyata ia tak acuh dan tangannya beraksi membuka resleting tas saya. Sumpah, tidak sadar. Ternyata kantung depan tas sudah terbuka sedikit resletingnya. Padahal sudah saya goyang-goyangkan tas saya biar jika ia memegang tas saya maka saya merasakan ada sesuatu. Alhamdulillah, tidak ada barang berharga yan saya taruh di kantung itu.

Jangan Sedih !!

Jangan sedih jika kamu belum bisa mengunjungi tempat yang kamu impikan di seluruh dunia atau di Indonesia, karena bisa jadi karya mu bisa menembus dunia yang belum kamu singgahi.

Jangan sedih jika pakaianmu bukanlah model terbaru atau termahal, karena yang Allah lihat bukanlah model tapi bagaimana sempurnanya seorang hamba dalam menjaga auratnya dari orang-orang yang tak pantas menatapnya.

Jangan sedih ketika kamu belum bisa memakan makanan yang kata orang-orang enak dan mewah, bisa jadi makanan yang kamu nikmati saat ini lebih berkah dan bernilai. Serta bisa belajar bersyukur bahwa kamu masih bisa menemukan makanan hari ini di banding mereka-mereka yang kurang beruntung.

Jangan sedih jika barang-barang yang kamu miliki saat ini tidak ada merk, bisa jadi barang-barang yang kamu miliki jauh lebih bermanfaat dan di beli berdasarkan kebutuhan bukan keinginan semata.

Jangan sedih jika kamu sering menemui hal-hal buruk dalam hidupmu, jadikan saja itu semua sarana mendulang hikmah dan mendekatkan dirimu pada Sang Maha Pencipta serta sarana peningkatan derajat dirimu sebagai hamba.

Jangan sedih jika kini kamu tidak memiliki kawan-kawan yang banyak, karena kawan terbaik yang kamu bawa pada saat akhir nanti adalah amal terbaikmu. Dan dengan sedikitnya kawan yang kamu miliki bisa membuat kamu tidak bergantung kepada mereka tapi hanya kepada Allah.

Jangan sedih jika kamu merasa banyak sekali kekurangan yang kamu miliki, yakinlah dan coba korek perlahan potensi yang kamu miliki. Mulailah dengan meneliti apa kesukaanmu, bisa jadi hal tersebut adalah sesuatu yang tidak semua orang mampu lakukan dan tersenyumlah, karena kamu tahu apa kelebihannmu.

Jangan sedih jika kamu tidak bisa dengan mudah mendapatkan barang-barang yang kamu inginkan, itu berarti Allah telah memberikan rasa sayangnya kepadamu sehingga kamu akan lebih mensyukuri apa yang kamu dapatkan dengan susah payah. Dan kamu bukan merupakan hamba hawa nafsu.

Jangan sedih jika saat ini kamu masih sendiri belum menemukan jodohmu padahal kamu telah berusaha. Nikmati saja hobimu saat ini yang belum tentu bisa kamu nikmati ketika nanti menikah, nikmati saja untuk mendulang ilmu serta mendekatkan diri kepada Allah.

Jangan sedih jika kamu yang telah menikah belum juga di karuniai momongan meskipun telah lama menikah. Bisa jadi Allah sedang memberikan ujian peningkatan iman lewat proses kesabaran dan pembelajaran. Bila nanti kamu telah di beri amanah oleh Allah, maka akan jauh lebih siap dan baik untuk mendidiknya.

Jangan sedih jika saat ini kamu merasa bukan siapa-siapa, tidak apa-apa. Jika yang kamu maksud adalah bukan siapa-siapa di dunia ini. Tapi jadilah siapa-siapa yang kelak makhluk langit akan membanggakanmu di akhirat kelak.

Jangan sedih jika kamu merasa di abaikan makhluk bumi dan merasa terasing.  Karena sebaik-baik pendengar  adalah Allah. Dan akhirat hanya untuk orang yang asing. Asing dengan dunia. Karena dunia adalah persinggahan sementara sedang kampung keabadian adalah akhirat.

Jangan sedih, Jangan sedih, Jangan sedih... Karena Allah bersama kita.. Karena kita adalah pemenang !!


12 Januari 2012

(Menghibur diri sendiri)

Kita Adalah Pemain

Enyahkan saja penutup tubuh itu 
Jika hendak proklamirkan diri sebagai paripurna
Atau berdoa saja hilang ingatan
Dan isi otakpun terinjak

Bukan dengan keterpaksaan
Atau dengan menepuk dada
Meski dari balik tirai
Kami tak butuh itu

Karena kita disini adalah pemain
Bukan menunjuk dan di tunjuk
Tapi saling memeluk

Bukan dari berapa banyak sujud
Bukan dari berapa banyak jatuh
Tapi Allah Maha Tahu

Hanya ada hitam dan putih
Bukan merah, kuning, hijau
Hanya butuh bahasa universal
Bukan aku, kamu, dan mereka

Kami yang kadang terkapar
Dentuman kata-kata mencabik keyakinan
Jika kesini kami di gelari sesat
Jika kesana kami kembali terpecah

Kami hanya mencari
Mengapa menjadi tersisih ?
Kami hanya berbagi
Sebuah nafas dari Illahi

Karena kami yakin
Beribu-ribu debat bergulir
Kami tak akan tersingkir
Jika tidak di sini
Mungkin di akhirat nanti


12 Januari 2012



Ujian Tanda Cinta

Ujian ini hanya sebuah tanda cinta
Tanda cinta dari Sang Maha Pencinta
Jika ku hitung
Maka ujian ini hanya setitik
Sedang nikmat melimpah ruah

Sedetik ragu melintas
Seolah Sang Pencinta menampar keras
Apa ini di sebut cinta ?? 
Hati seolah karam dalam nestapa ujian

Kembali, Sang Pencinta rasuki fikiranku
Bukan, ini hanya ujian
Bersyukurlah
Ini masih tanda cinta
Meski dalam balutan nestapa

Ujian itu seolah menghakimi
Mengadu dalam kesyukuran
Atau mengeluh dalam cacian

Maka ujian adalah sarana peningkatan 
Atau penurunan status hamba


12 Januari 2012

Hanya Ingin Dengan ENGKAU


Hati ini kembali terjengkang
Lagi dan lagi
Hanya kepada Allah ku bersandar
Khilaf dan lemahku
Ku serahkan

Kemantapan belum menghampiri
Mungkin Allah belum memberi
Hanya yakin Allah di sisi
Jika aku ingini

Engkau pemilik hati
Jatuh bangunnya hamba yang ingini
Ampuni atas coretan noda di hati
Mendahulukan nafsu
Abaikan Engkau

Segala puji hanya untukMu
Ingati hati agar tak makin terjengkang
Karena ini belum berarti
Hanya belaian angin yang menjatuhkan

Selalu ingin dengan Engkau
Selalu ingin ada Engkau
Agar hati ini terjaga selalu

30 Oktober 2011 

Rain


Butiran hujan tiada menyakitkan
Namun hadirnya seringkali di abaikan
Dengan cacian, dengan hinaan
Luruh bersama taburan air di atas bumi

Sang hujan titipan Sang Maha Rahman
Menghantarkan kasih sayang
Bukti cinta terdalam

Di antara tetesannya
Ada pengampunan dosa para hamba yang bertaubat
Di antara tetesannya
Ada  pengabulan dari doa terdalam para hamba

Rintikan hujan yang berkelana
Di titik gersang sudut bumi
Menyiratkan  senyum dari sekeping asa
Setelah masa pejamkan asa

Dan dia tetaplah hujan
Nikmatnya terbawa pada kesyukuran
Celakanya terselip pada hinaan

Dan hujan tetaplah rahmat
Dan hujan adalah rezeki

Bahwa hujan penyubur tanaman
Juga penyubur iman


24 November 2011

Saat Menutup Mata

Saat menutup mata alias tidur, seharusnya adalah saat-saat dimana tubuh kita dapat merebahkan diri dengan nyaman. Otak kita berhenti berfikir mengenai rutinitas seharian yang menyita tubuh dan otak. Sehingga ketika bangun tidur, InsyaAllah, Allah memberikan kejernihan fikiran dan hati untuk menyambut hari yang baru dengan lebih semangat.

Subhanallah kemarin saya di beri cobaan yaitu sulitnya memejamkan mata. Maksudnya, beberapa kali mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa tertidur pulas padahal jam telah menunjukkan pukul dua belas lewat. Dengan berbagai gaya yang saya coba, meskipun telah lewat dari satu jam, perjuangan saya untuk tidur belum berhasil. Entah jam berapa saya bisa tertidur, yang pasti ketika saat sholat subuh saya di bangunkan, mata saya sembab seperti habis menangis. Bangunpun badan terasa lemas dan kepala menjadi sangat berat. Walhasil dengan kondisi seperti itu saya tidak berangkat kerja dan izin untuk istirahat di rumah.

Ternyata benar, menurut artikel yang saya baca, kurang tidur bisa membuat seseorang menjadi stres. Karena jika seharian kita telah lelah dalam berbagai aktifitas dan saat yang seharusnya kita bisa melepaskan kepenatan selama sehari tapi tidak mampu melakukannya, maka sama saja otak terus bekerja sepanjang hari.

Mungkin dengan kejadian di atas mengingatkan saya, bahwa ketika badan telah lelah jangan terus memforsirnya hingga berlebihan dan melewati waktu istirahat. Memang biasanya, ketika saya sedang menulis seperti lupa waktu. Jika ide belum di keluarkan semua maka untuk tidur saja enggan. Padahal yang saya tau, baiknya tidur adalah sebelum pukul sepuluh malam. Karena pada saat itu tubuh telah mengantuk yang sebenarnya meminta untuk di istirahatkan, sedangkan melewati pukul sepuluh malam, rasa kantuk hilang dan berganti menjadi rasa lelah.

Sama seperti, makanlah ketika lapar, maka tidurlah ketika mengantuk. Ketika rasa kantuk telah hilang, maka rasa ingin tidur lenyap. Bukan berarti tubuh sudah tidak membutuhkan istirahat.

Beberapa kali saya mengalami kesulitan tidur, cukup mengganggu fisik dan fikiran saya. Saat istirahat di rumah itulah, saya manfaatkan untuk mencari artikel untuk mengatasi kesulitan tidur. Di antaranya yaitu seperti di bahas di atas, tidur sebelum pukul sepuluh, meminum susu dan tidak lupa berwudhu dan berdoa. Alhamdulillah, pagi ini jauh lebih baik dari hari kemarin. Saya bisa bangun tidur lebih nyaman.

****

Mungkin, saya sering lalai dalam mengkondisikan tubuh yang Allah titipkan ini. Tidak menjaganya dengan baik. Sehingga apa yang saya alami bisa mengingatkan saya untuk lebih menjaga fisik lebih baik.

Tubuh butuh istirahat, karena ia adalah sarana kita beribadah. Jika tubuh sakit, ibadah pun tidak maksimal dan   menjadi tidak nikmat. Kembali di ingatkan lagi atas kekhilafan diri. Sungguh, Allah maha penyayang hamba-hambaNya. Maka nikmat Allah manakah yang kami dustakan ??


10 Januari 2012

(sedikit curhat, tapi semoga bermanfaat :) )

Wanita Tangguh Mencari Cinta

Teringat akan kisah seorang kawan menemukan jodohnya, cukup membuat diri ini semakin yakin akan ketetapanNya tanpa melanggar atau mencari celah pembenaran untuk melakukan hal-hal yang di langgar Allah.

Kisah ini berawal dari tahun lalu, di mana masa perjuangan seorang kawan itu menemukan si pemilik tulang rusuknya. Sebut saja namanya Zahra, dia belum pernah yang namanya berpacaran sekalipun. Subhanallah, sungguh keadaan yang sangat jarang terjadi sekali terjadi di zaman ini. Tetap teguh dalam rasa yang hanya di niatkan untuk Rabbnya. Menginjak usia dua puluh empat tahun, naluri ingin di cintai oleh lawan jenis pun muncul. Tapi ia hanya ingin menggapainya melalui jalur yang halal bukan pacaran. Zahra ingin menikah.

Suatu saat, ia memiliki suatu rasa (bisa di bilang cinta) kepada kawan sekolahnya semasa di kampung. Meskipun kini tinggal di pulau yang berbeda namun rasa itu kian hari kian tumbuh. Sebuah rasa yang di sebabkan oleh keshalihan si pria idaman tersebut (karena kebetulan Zahra mengenal keluarga kawannya itu dan keshalihan keluarganya) bukan karena fisik atau kekayaannya. Tapi Zahra bukanlah seorang perempuan "lebay" yang menggembor-gemborkan perasaannya langsung kepada pria itu. Rasa itu, ia tahan sedemikian rupa hingga hanya ia dan Allah saja yang tahu rasa itu. Hingga kemudian Zahra berusaha mencari solusi dengar meminta nasihat seorang kakaknya.

Kakaknya memberi nasihat, supaya bisa menahan segala rasa yang ia simpan. Kakaknya bersedia menjadi perantara Zahra kepada si pria itu. Namun dengan syarat, agar Zahra bisa meningkatkan ibadahnya. Memperbanyak membaca Al Qur'an, puasa sunnah dan sebagainya. Hal itu bertujuan untuk lebih meluruskan niatnya untuk menikah hanya karena Allah, untuk menjaga hatinya. Bukan berdasarkan hawa nafsu semata.

Bahasa Keangkuhan

Bila saja gunung itu mampu terdaki bahkan untuk sang lemahpun
maka tak akan ada cerita, ketika si kuat menolong yang lemah
dan yang lemah berpasrah

tak ada kisah perjalanan hati
tak ada kisah berbagi 
hanya perlombaan keangkuhan menuju keabadian puncak
maka gunung-gunung akan penuh
dengan simbol keangkuhan

Bila saja penghuni bumi bertabur pendaran ilmu
kebodohan menjadi sejarah masa lalu
maka tak akan ada kata belajar
pun untuk berbagi
hanya perlombaan keangkuhan menuju pembenaran diri
dan bumi akan terisi bahasa keangkuhan

Tapi Rabb, Sang perancang paripurna
saat lemah bersanding kekuatan
saat awwam bersanding ilmu
semua menjadi hakikatnya
hitam putih menjadi warna
baik buruk adalah pertanda
bahwasanya semua kembali padaNya

Bukan karena siapa
Bukan karena berada dimana
Menjadi lebih bergerak
Menjadi lebih hebat
Atau tertunduk melemah

Cukupkan, cukupkan Allah saja
Nafas kita, gerak kita bahkan jatuh kita
Karena jatuh bukan tanda kelemahan
bukan pula ajang berkeluhan

bukan untuk meyandang gelar kekuatan
atau berkalung lambang keshalihan
biarlah Allah menjadi tujuan


8 Januari 2012


Sholat Jum'at Yang Hilang

Hari jum'at ini terasa beda sekali di tempat saya bekerja. Pertama, berkah Allah mengairi bumi ini. Alhamdulillah yang pertama merupakan kebaikan. Kedua, semua pria di tempat saya bekerja anteng-anteng saja tidak ke masjid untuk menunaikan sholat jum'at yang merupakan kewajiban bagi mereka. Alasan mereka bermacam-macam, tapi mayoritas karena hujan yang turun. Saya mengintip keluar kantor, hhmm... hujan tidak terlalu deras bahkan cenderung tenang tanpa angin tidak seperti kemarin yang di sertai angin yang cukup kencang.

Salah satu pegawai, si Fulan kebetulan sedang lapar jadi sebelum pukul dua belas siang, Fulan menyempatkan diri makan siang. Sudah jam dua belas dan makannya pun telah selesai tapi Fulan belum bergegas beranjak ke masjid sedangkan azan sudah berkumandang beberapa menit yang lalu. Saya akhirnya bertanya, "Pak, tidak sholat jum'at ??", Fulan menjawab singkat, " Hujan". Lalu saya memberi solusi, " saya ada payung Pak, pakai saja". Dengan entengya Fulan menjawab," Sudah keburu males habis makan, nanti saja zuhur". Saya tak berkomentar lagi, hanya beristighfar saja dalam hati.

Padahal beberapa jam kemudian, ketika si Fulan izin hendak pulang saya belum melihatnya sholat zuhur. Entah lupa atau di lupakan, saya tak tahu. 

Ini Masalahku dan Itu Masalahmu

Di atas langit masih ada langit
di atas duka yang terperih 
masih ada tangis yang tersembunyi


Jika ini adalah masalahku
maka itu adalah masalahmu


Kita ini orang-orang hidup
Masih bernafas dan bergerak
Medan yang curam, tak selalu meninggi
Medan yang landai, tak selalu menurun


Jika airmata lebih indah dari senyuman
maka menangislah
Jika senyuman itu melalaikan
maka menangislah kembali


Kita terlahir dengan airmata
Kita tak akan pergi dengan airmata


Sebuah aral adalah tanda cinta
Mendaki nikmat dalam perjalanan hati
Jangan memikirkan perih
Usah meratapi pedih


Mayapada hanya sekejap mata
istana surga adalah selamanya


Jika di sini kita merintih
Semoga kelak di sana tersenyum abadi


5 Januari 2012



Ketika Hujan Turun

Alhamdulillah, siang ini Allah memberikan rahmatNya melalui turunnya hujan. Mungkin saat inilah yang di tunggu-tunggu, maklum saja semenjak pagi hingga menjelang siang terik mentari sangat menyengat. Awal terlihat awan hitam pun saya sudah merasakan kesejukan, nikmat sekali terasa. Kian lama awan hitam itu begejolak dan perlahan mengeluarkan air dari langit. Dan tak lama juga angin kencang bertiup seolah ingin meleburkan benda-benda yang terhembus oleh kencang tiupannya.

Ketika hujan turun di sertai angin kencang saya masih berada di tempat kerja, pukul empat kurang hujan mereda dan saya pun bergegas pulang untuk menghindari hujan deras turun kembali.

Setelah hujan sedikit reda tanpa angin kencang seperti tadi, nampak pohon-pohon bertumbangan. Dan sepertinya bukan hanya di tempat yang saya lihat. Akan saya lihat selengkapnya nanti di acara berita, mengenai angin kencang yang memporak-porandakan Ibukota sore ini. Dan tak lupa masalah kemacetan pastinya.

Saya kurang paham, mengapa tiap kali hujan turun, macet tak pernah terhindarkan. Yang saya tahu, mungkin ketika hujan jalanan basah dan rentan licin jika berkendara terlalu kencang. Jadi karena lambatnya kendaraan, maka semua kendaraan akhirnya berkerumun menjadi satu Itu saja. Alasan lain saya belum menemukannya.

Saya berada di persimpangan lampu merah Tomang, saat saya lihat kendaraan telah ramai. Lampu jalan seolah tidak berfungsi. Saya lihat lampu berwarna hijau tapi kendaraan arah tol Merak berhenti total. Tak hanya itu, hampir kendaraan dari segala arah tak dapat bergerak sambil memainkan irama klakson yang memekakkan telinga. Saya fikir percuma saja, mereka yang berkendara memencet bel klakson bahkan dengan tegangan tinggi jika tak ada satupun di antara mereka yang mengalah. Adanya petugas lalu lintas pun tidak banyak membantu. Walhasil kendaraan menumpuk di titik tengah persimpangan. 

Saya yang hendak menyebrang ke arah grogol pun sangat sulit, terselip di antara kendaraan-kendaraan yang menghimpit. Saya ingin melewati kerumunan motor-motor yang menumpuk di satu titik tapi tak berhasil, mereka seolah tidak berkenan mengizinkan kami para pejalan kaki hanya untuk sekedar melewati mereka. Hmmm.. (tatapan para pengendaranya pun jauh dari ramah, nyaris tanpa senyum). Saya tersenyum, jika tidak ingin berbaik hati, nikmati saja keadaan ini, entah sampai kapan (kata saya dalam hati).

Alhamdulillah saya tak terpancing emosi menjadi kesal. Saya pun mencoba melewati kerumunan mobil-mobil yang juga tersendat, nyaris tak jalan. Saya fikir, sekecil-kecilnya ruang antara mobil satu dengan yang lainnya, masih bisa di lewati orang. Berbeda dengan motor yang tak ada ruang sama sekali ketika berhimpitan.

Cinta Buatan Indonesia

Headline berita hari ini lebih menggembirakan di banding beberapa hari kemarin. Berita yang menunjukkan bahwa di tanah air tercinta Indonesia ternyata masih ada hal-hal yang memiliki sesuatu yang patut di banggakan. Bukan melulu soal kriminal, kekerasan, intrik politik dan sebagainya.


Mulai dari televisi hingga internet berita ini menjadi headline news. Ya, berita tentang siswa-siswa yang mampu membuat mobil lokal dengan label "Kiat Esemka" , siswa tersebut berasal dari SMK 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta dibantu oleh bengkel Kiat Motor Klaten. 


Meskipun bukan mobil lokal yang pertama kali di buat. Tetapi mobil  "Kiat Esemka" kian populer keberadaannya setelah Walikota Solo dan Wakilnya menggunakan mobil "Kiat Esemka" sebagai mobil dinas sehari-hari. Meskipun baru resmi di gunakan hari ini untuk operasional, tak ayal banyak media yang turut meliput kreasi anak bangsa ini. Memang di tangan medialah semua hal bisa terlihat dan ternilai. 


Sebagai warga Indonesia, saya merasa bangga dengan adanya berita tersebut. Bagus bila yang di hebohkan berita seperti itu saja, untuk meningkatkan kepercayaan diri para rakyat dengan negaranya sendiri. 


****


Mungkin siswa-siswa yang memiliki kreasi itu adalah dari segelintir orang yang masih menaruh harapan akan kemajuan bangsa ini. Ingin mengeksplor semua kemampuannya guna mengurangi ketergantungan akan barang-barang produksi luar negeri. Dan membuktikan bahwa Indonesia yang kini sering di anggap semakin menurun segi kualitas sumber daya manusianya  bisa bersaing dengan negara maju.

Dreamy Stone

Dreamy Stone adalah nama game yang terdapat pada telepon genggam saya. Dreamy stone berarti batu impian. Yaitu berupa batu-batuan yang terdiri dari beragam bentuk dan warna yang berada pada kotak vertikal dan horizontal. Terdiri dari enam baris dan sepuluh kolom.

Awalnya saya yang tidak terlalu menyukai game hanya mencoba memainkannya karena saya fikir mudah. Tinggal menukar-nukar batu yang sejenis hingga berderet baik vertikal maupun horizontal minimal sejumlah tiga buah. Jika tiga buah batu yang sejenis sudah berurut  maka batu-batu itu akan melebur dan berganti batu baru yang otomatis muncul dari arah vertikal. Ketika kita menukar-nukar batu, maka poin menjadi berkurang. Tapi jika kita mampu membuat deret batu bisa menambah nilai tapi juga bisa mengurangi nilainya lagi.

Aneh ya ? Saya kira hanya dengan mengurutkan batu sejenis bisa menambah nilai. Hanya itu saja tatacara permainannya. Tapi setelah beberapa kali bermain, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa perkiraan saya salah. Ternyata cara permainannya begini, jika kita hanya mampu membuat deret batu untuk yang sejenis saja maka efek atau nilainya tidak akan besar tapi jika berhasil membuat deretan batu sejenis kemudian terlebur dan menimbulkan deretan baru bagi batu lainnya sehingga ikut terlebur maka nilainya menjadi jauh lebih besar. Tapi kadangkala kita sulit menemukan batu-batu yang akan di susun karena letaknya berjauhan tidak berjarak setapak. Jika begitu maka kita harus rela melangkahkan batu yang hendak kita deretkan beberapa langkah hingga mengurangi nilai kita beberapa kali. Setelah itu biasanya akan muncul kemudahan untuk membuat deret batu yang hendak kita deretkan dan menderetkan otomatis batu lainnya.

Resolusi

Di bawah bayang-bayang angka
Berbalut pakaian resolusi
Kemudian di kejar jejak kesuksesan

Padahal kini aku sedang tersentak
kegalauan yang menyergap
melingkupi seluruh arah mata angin

Duh, padahal malam kemarin
telah ku teriakkan ini itu
resolusi-resolusi baru

Duh, padahal malam kemarin
di malam tahun baru itu
telah ku hentakkan kemalasan pada titik semangat
yang menjulang bersama lengkingan terompet
dan dentuman kembang api
ya, di langit itu ku tinggalkan semangatku

Kemana semangat itu
kemarin ku ingat dia masih melekat
berbaur bersama orang-orang yang lalu lalang
hingga pagi menjelang

(semoga semangat kita selalu ada kapanpun, di manapun dan bagaimanapun)

2 Januari 2012


Hari Ini Yang Katanya Tahun Baru

Hari ini tanggal 1 Januari 2012, selepas gempuran petasan dan lengkingan terompet memecah keheningan malam tadi. Semoga semua gangguan tersebut tidak mempengaruhi penghuni langit. Tapi Allah teramat sayang, setelah kesia-siaan yang terjadi tadi malam, Allah tetap memberikan rahmatNya. Rahmat berupa hujan yang turun tiada henti dari subuh hingga menjelang ashar.

Mungkin Allah ingin membersihkan langitNya dari tindakan hambaNya yang teramat mengagungkan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan yang di ajarkan Rasulullah.

Meskipun tidak semua mensyukuri turunnya hujan, mungkin ada yang belum tahu atau khilaf menyalahkan sang hujan yang telah menggangu acaranya hari ini. Tapi saya selalu yakin apa yang Allah kasih tak pernah sia-sia. Termasuk hujan. Jika pun ada banjir atau kejadian tak menyenangkan setelahnya pasti karena ada faktor human error di dalamnya.

Mungkin belum banyak cerita di hari ini, tapi insyaAllah tiap detik saya, apa yang saya lihat bisa menjadi sesuatu taburan hikmah yang luar biasa.

Dan kita, yang seorang hamba biasa dan bisa menjadi hamba yang luar biasa di mata Allah dan penduduk langit. InsyaAllah.


1 Januari 2012