Hari jum'at ini terasa beda sekali di tempat saya bekerja. Pertama, berkah Allah mengairi bumi ini. Alhamdulillah yang pertama merupakan kebaikan. Kedua, semua pria di tempat saya bekerja anteng-anteng saja tidak ke masjid untuk menunaikan sholat jum'at yang merupakan kewajiban bagi mereka. Alasan mereka bermacam-macam, tapi mayoritas karena hujan yang turun. Saya mengintip keluar kantor, hhmm... hujan tidak terlalu deras bahkan cenderung tenang tanpa angin tidak seperti kemarin yang di sertai angin yang cukup kencang.
Salah satu pegawai, si Fulan kebetulan sedang lapar jadi sebelum pukul dua belas siang, Fulan menyempatkan diri makan siang. Sudah jam dua belas dan makannya pun telah selesai tapi Fulan belum bergegas beranjak ke masjid sedangkan azan sudah berkumandang beberapa menit yang lalu. Saya akhirnya bertanya, "Pak, tidak sholat jum'at ??", Fulan menjawab singkat, " Hujan". Lalu saya memberi solusi, " saya ada payung Pak, pakai saja". Dengan entengya Fulan menjawab," Sudah keburu males habis makan, nanti saja zuhur". Saya tak berkomentar lagi, hanya beristighfar saja dalam hati.
Padahal beberapa jam kemudian, ketika si Fulan izin hendak pulang saya belum melihatnya sholat zuhur. Entah lupa atau di lupakan, saya tak tahu.
Cukup sering saya amati, teramat sering sholat jum'at menjadi hal yang remeh di sini. Saya pun bukannya tak pernah mengingatkan. Bisa di bilang cukup sering, tapi yang namanya manusia hanya bisa mengingatkan tapi hidayah adalah mutlak hak Allah. Bukan hanya si Fulan saja yang saya lihat seperti itu, hampir semuanya. Tapi yang sedikit aneh, karena sepengetahuan saya sebelumnya si Fulan belum pernah absen sholat jum'at.
Yang selama ini saya lihat alasan kenapa mereka meninggalkan sholat jum'at sama sekali bukan di dasarkan pada alasan yang syar'i, seperti sedang dalam perjalanan, dalam kondisi yang tidak memungkinkan atau kepentingan lainnya.
Beberapa dari mereka meninggalkan sholat jum'at hanya berdasarkan "kemalasan", ada juga karena tanggung jawab pekerjaan yang menurut saya masih bisa di kondisikan.
Allah telah memerintahkan kepada hambaNya :
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Jumu’ah : 9)
”Shalat jum’at wajib bagi setiap muslim dengan cara berjama’ah kecuali terhadap empat golongan, yaitu : budak, seorang wanita, anak-anak dan orang yang sakit.” (HR. Abu Daud)
”Shalat jum’at wajib bagi setiap muslim dengan cara berjama’ah kecuali terhadap empat golongan, yaitu : budak, seorang wanita, anak-anak dan orang yang sakit.” (HR. Abu Daud)
Bagi siapa saja yang mengabaikannya (maksudnya kaum pria) :
Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abdul Ja’ad adh Dhamri dan seorang sahabat bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa meninggalkan tiga kali shalat jum’at karena menganggap enteng maka Allah akan menutup hatinya.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi saw bersabda tentang orang-orang yang meninggalkan shalat jum’at dengan mengatakan, ”Sebenarnya aku berniat memerintahkan seseorang untuk menjadi imam shalat bersama masyarakat dan aku pergi membakar rumah orang-orang yang meninggalkan shalat jum’at itu.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Entahlah, saya bukan orang suci hanya ingin berbagi pengalaman yang saya amati, semoga bisa menjadi ibrah. Ketika perintah Allah bukan lagi menjadi suatu tanda ketaatan. Surga dan neraka pun bisa menjadi dongeng-dongeng yang tak di percaya. JIka keindahan surga saja tidak cukup mempengaruhi mereka untuk menuruti perintah Allah dan Kedahsyatan neraka tidak membuat mereka jera untuk tunduk mengimani Allah. Bagaimana jika surga dan neraka benar-benar tidak ada ?? Astaghfirullah.
Entahlah, saya bukan orang suci hanya ingin berbagi pengalaman yang saya amati, semoga bisa menjadi ibrah. Ketika perintah Allah bukan lagi menjadi suatu tanda ketaatan. Surga dan neraka pun bisa menjadi dongeng-dongeng yang tak di percaya. JIka keindahan surga saja tidak cukup mempengaruhi mereka untuk menuruti perintah Allah dan Kedahsyatan neraka tidak membuat mereka jera untuk tunduk mengimani Allah. Bagaimana jika surga dan neraka benar-benar tidak ada ?? Astaghfirullah.
Allahua'lam bishshowwab.
6 Januari 2012
begitulah tatkala iman pada diri manusia seperti menarik benang di rambut. tak terasa cabutannya. terasa biasa biasa saja. ndak tahu atau ndak mau tahu kalau itu dosa. astagfirullah.
BalasHapusSemoga kita selalu di beri kelembutan hati u/ malu jika berbuat salah sama Allah...
BalasHapus