Artikel

Cinta Buatan Indonesia

Headline berita hari ini lebih menggembirakan di banding beberapa hari kemarin. Berita yang menunjukkan bahwa di tanah air tercinta Indonesia ternyata masih ada hal-hal yang memiliki sesuatu yang patut di banggakan. Bukan melulu soal kriminal, kekerasan, intrik politik dan sebagainya.


Mulai dari televisi hingga internet berita ini menjadi headline news. Ya, berita tentang siswa-siswa yang mampu membuat mobil lokal dengan label "Kiat Esemka" , siswa tersebut berasal dari SMK 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta dibantu oleh bengkel Kiat Motor Klaten. 


Meskipun bukan mobil lokal yang pertama kali di buat. Tetapi mobil  "Kiat Esemka" kian populer keberadaannya setelah Walikota Solo dan Wakilnya menggunakan mobil "Kiat Esemka" sebagai mobil dinas sehari-hari. Meskipun baru resmi di gunakan hari ini untuk operasional, tak ayal banyak media yang turut meliput kreasi anak bangsa ini. Memang di tangan medialah semua hal bisa terlihat dan ternilai. 


Sebagai warga Indonesia, saya merasa bangga dengan adanya berita tersebut. Bagus bila yang di hebohkan berita seperti itu saja, untuk meningkatkan kepercayaan diri para rakyat dengan negaranya sendiri. 


****


Mungkin siswa-siswa yang memiliki kreasi itu adalah dari segelintir orang yang masih menaruh harapan akan kemajuan bangsa ini. Ingin mengeksplor semua kemampuannya guna mengurangi ketergantungan akan barang-barang produksi luar negeri. Dan membuktikan bahwa Indonesia yang kini sering di anggap semakin menurun segi kualitas sumber daya manusianya  bisa bersaing dengan negara maju.


Seperti keyakinan saya pula bahwa di balik tumpukan batu koral pasti ada berlian yang tersembunyi dan berlian itu perlahan telah menampakkan sinarnya. 


Jika nanti di produksi massal, di perkiraan harga mobil buatan siswa SMK itu tak akan di banderol dengan harga tinggi meskipun kualitasnya 80 % hampir menyamai mobil buatan Jepang.

Tapi kita kembali di hadapkan pada persoalan "gengsi" yang meninggi yang sedang menjangkiti sebagian besar rakyat Indonesia. Jika ingin mengembangkan kualitas produksi dalam negeri, otomatis kita harus menggairahkannya dengan turut serta dalam penggunaannya. Bukan dengan berbangga-bangga dengan produksi negara lain, sementara produksi dalam negeri semakin terpuruk. Meskipun merk bisa menjadi suatu jaminan, tapi kualitas bisa berjalan mengikuti perkembangan produksi dan berbagai perbaikan dari semua sisi.

Maju atau tidaknya produk dalam negeri amat sangat tergantung pada kita sebagai warga negara. Jangan sampai suatu ide kreatif anak bangsa menjadi tersingkir dan terpaksa menjualnya pada bangsa lain karena kurang di akui di negeri sendiri.

****

Bukan saatnya nafsu untuk mengadu kekayaannya di tonjolkan tapi berbangga dengan apa yang kita hasilkan. Menumbuhkan kecintaan pada Negeri sendiri sehingga tak hanya menjadi slogan-slogan pada poster, spanduk atau iklan-iklan "aku cinta 100% produk Indonesia".

Berfikirlah sedikit untuk kemajuan bangsa. Di mulai dari hal kecil yang kita bisa. Mungkin akal dan nafsu akan bertarung dalam hal itu. Di satu sisi, kita teramat sangat benci pada kebobrokan sistem pemerintahan yang menjalar pada setiap sendi kehidupan sampai untuk berfikir tentang kemajuan saja sudah malas. Tapi di sisi lain, kita pun di tuntut untuk tetap cinta pada tanah air. Mengesampingkan nafsu-nafsu pribadi untuk perkembangan dan kemajuan bangsa.

Di mulai dari hal kecil yang kita bisa. Karena Indonesia, tanah airku tercinta.


InsyaAllah

3 Januari 2012

1 komentar: