Artikel

Nikmati Saja

Cinta itu selalu indah
Anugerah Sang Maha Indah
Meski kadang duri berjejal diantaranya
Menyisakkan luka yang tiada berkesudahan

Cinta itu selalu indah
Dan ini hanya sebuah masa 
Yang kelak kan berganti indah
Yakin dan yakin saja

Jika perih ini tak pernah ada
Mungkin bahagia akan kau anggap biasa

Nikmati, nikmati saja
Setiap luka yang menerpa jiwa
Semua akan menjadi indah
Seindah pelangi dibalik hujan

Tersenyumlah ^_^

Hujan Lagi

Jum'at penuh semangat
Kota hujan tak hanya predikat Bogor
Kala petang bertandang
Awan hitam melebar
Musim ini musim rahmat
Rahmat yang tercurah disemua tempat
Hujan yang turun selalu lebat
Terfikir tak menyenangkan
Meski selalu dirindukan

Jika hujan deras mengguyur
Terus saja bersyukur
Disana, entah dimana
Setetes air bak permata

Jika hujan rintik tiada henti
Dan separuh tapak terendam air
Jangan terus keluh bergulir
Ini hanya sekelebat takdir
Akan ada hikmah yang terfikir

Jika hujan didesa indah
Karena alam yang kian syahdu
Dan disini jadikan hujan selalu dirindu
Wangi hujan menyegarkan Qalb
Seolah peluntur dosa yang berkarat

Jadikan hujan saat terindah
Merayu mesra Sang Pencipta
Dengan lantunan doa-doa indah
Menjadi hamba yang dicinta

Kami butuh hujan
Setelah surya terus bertahta
Kami butuh bahagia
Setelah duka tiba

Sebelum hujan
Kala hujan
Setelah hujan
Nikmati saja

Oh,, Nafsu

Dan kini, 
Ku nikmati saja pening itu
Peningku sendiri
Hasil karyaku sendiri

Rabb, selalu saja Kau beri indah hidup ini

Hadirkan bimbang
Juga datangkan tenang

Ya, bimbang yang lantang

Deru nafsu yang bergemuruh
Akalku tergopoh-gopoh mengejar nafsu
Nafsulah yang akhirnya menang


Dan, saat ini kuingin kalahkan itu
Kunikmati nafsu yang memburu


Aku sedang berperang

Peperangan terbesar
Melawan hawa nafsuku


Rabb, Maha besar kuasaMu
Beri izin aku berfikir
Menggali nikmat diantara celah
Ingin tersenyum lebar diantara nafsu yang terbakar
Mungkinkah ??
Harapku selalu


Kala nafsu bergumam
Biarkan akal berkata-kata
Biarkan akal mencari hikmah
Biar akal memberi cinta

Karena, sekelumit nafsu mampu melibas akal

Karena aku adalah aku

Bukan kamu, dia atau mereka

22.11.12

Mode, Tak Akan Tergapai Meski Dikejar

Bahagiaku, jilbab itu menjadi mode 
Dimana-mana wanita menutup mahkota 
Warna warni indah menutup raga
Indah mode menjadi utama 

Dan mode itu masih menampakkan helaian rambutmu 
Mode itu tak menutup rapat tubuhmu 
Mode itu tak membuatmu nyaman 
Mode itu membuang banyak waktumu

Bukan mode panutanmu
Al Qur'an-lah pedoman utamamu 
Perintah Rabb untuk istimewakanmu 

Kau hanya terlihat sama
Mungkin malu jika berbeda 
Kau tau, beda itu asyik 

Kau mungkin akan ketinggalan mode
Tapi mode tak akan tergapai meski dikejar 
Mengapa tidak dengan Ridho Rabb ? 
Hingga mata manusia terabaikan sudah 

Yang tebal, hingga tubuhmu jauh dari pandangan
Tak menyiksa tubuh dalam lekatan pakaian 
Sejenak dan merasa nikmat 

Kau wanita 
Kau istimewa 

11.11.12

Malam Ini Tak Ada Duka

Malam ini tak ada duka 
Juga malam-malam seterusnya 
Harapku saat ini 

Berjibaku dengan waktu 
Yang itu-itu melulu 
Keinginan besar yang tersulut pilu 

Khairunnas 'anfauhum linnaas 
Menjadi makhluk sempurna 
Menjadi khalifah didunia 
Bermanfaat bagi sesama 

Merasakan tawa kala fisik bersua 
Menerbitkan rindu kala batin memanggil 
Dan inilah aku, sebutir debu tiada berdaya 

Kadang, menjadi tumpuan yang rapuh 
Memaksa lelah itu enyah 
Dan tak bisa 

Tapi Rabb Maha Mengerti 
Memberi cinta yang tak biasa 
Bak tetesan embun 
Menyejukkan walau hanya saat pagi menjelang 

10.11.12

Lepas Bebas

Aku pun resah 
Aku pun nestapa 
Terima kasih Rabb 
Rasa yang tak biasa 
Selalu hadapkan diri pada kelemahan abadi 
Bersandar kembali pada pemilik diri 

Dan itulah, tiada lagi ada cara 
Bahkan dengan otak tercerdas pun 
Hanya DIA, penenang hati 

Belajar melepas 
Melekatkan padaNYA 
Hingga lepas bebas 

31.10.12

Mencintaiku Dalam Diam

Kawan, bukan hebatmu yang menjadikanku nyaman 
Hebat yang mengoyakkan fikirku 
Bermaraton dalam gelap gulita 
Menggelapkan saat terangku 

Kawan, kesederhanaanmu yang menyejukkan 
Mencintaiku dalam diam dan doamu 
Tulus, menjadikanku menanam budi 
Menjadikanku raja disampingmu 

Kawan, kau mendengar saat yang lain tuli 
Akulah pembicara handal didekatmu 
Tiada sekat diantara kita 

Kawan, hari berwarna karena kita 
Kau ada adalah anugerah 
Kau pergi adalah memori 
Kau senantiasa dihati 

Kawan, kuingin kau tak terbatas 
Selalu ditiap jiwa 
Meski ku hanya seorang fana 
Izinkan aku menjadi sebuah makna

Jakarta Kamis Petang

Beginilah Jakarta kita 
Dengan indahnya kendaraan berderet 
Menunggu giliran menyusur ibukota 
Dengan suara indah klakson bersautan 
Juga dada yang bergemuruh menahan ego 

Benar, ini Jakarta kita 
Diantara polusi disana sini 
Menemani kita selalu 
Seolah tak ingin pisah 

Inilah Jakarta kita 
Menggebu-gebu kita bernafas 
Pencarian ruang sekedar mengusir bising 
Karena suara bagai berjarak lima centi 

Disini di Jakarta 
Tempat kita mengeruknya dalam-dalam 
Tempat kita mencari setitik hawa 
Tempat kita mereguk nikmat dunia 
Tempat kita mendulang berkah 

Di jalan-jalan Jakarta 
Selaksa kisah tercipta 
Antara benci dan cinta 
Kita tetap memuja

Bahagia Berbisik

Mungkin sebuah do'a lebih bermakna 
Dibanding sebuah tanda tanya 

Bukan kecerdasan yang mampu memberi jawaban 
Karena memang kuasa Tuhan 

Bayang-bayang bahagia 
Merajai kedua mata 
Menyesak didada 
Lalu tersembunyi dalam do'a 

Rencana Tuhan sangat indah 
Karena DIA Yang Terindah 
Bukan nestapa yang diterima 
Hanya sebuah pertanda cinta 

Waktu-waktu yang bergulir 
Dengan mendung yang senantiasa hadir 
Itu hanya kisah klasik 
Untuk kebahagiaan yang tengah berbisik 

Karena kita istimewa 
Karena kita yang terindah 

7112012