Polusi menggerogoti udara kota yang jernih
Menyergap pernafasan dengan ribuan zat beracun
Sulit menghela, sulit menghirup
Zat adiktif yang membumbung ke angkasa
Memonopoli hiruk pikuk polusi kota
Karbondioksida pun turut berjejal
Bersama zat-zat beracun mematikan
Jantungku sayang, kau terdzalimi
Keangkuhan manusia dengan asapnya
Yang membumbung lalu terhirup
Jantung yang semula jernih
Kini berongga
Berlubang – lubang bagai hutan yang renta
Dengan pepohonan yang meranggas
Jantungku sayang...
Mungkin aku jualah
Salah satu penyumbang jantung berlubang
Aku yang tak acuh... aku yang tetap bergeming
Kehidupan kota mengekang rasa kepedulian
Knalpot usang yang berkawan asap hitam
Deru mesin yang mencabik kesunyian
Rasa amarah yang meyesakkan dada
Hingga kata maaf jadi impian
Jantungku yang malang...
Ingatkah engkau
Saat udara bebas kau hirup
Tiada noktah yang melekat
Kau mampu resapi makna dalam udara
Yang menembus rongga terdalammu
Hanyalah alam yang mampu hadirkan semua
Sabda Tuhan dalam alam yang permai
Bagi kaum yang berfikir...
05 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar