Artikel

Amarah


Tak selamanya hati berkarib pada fikir
Menyelusur angan dalam buaian
Menata rapi barisan impian
Yang tergores dalam bingkai mimpi

Bila hati teriris mengiris
Menahan runtuhnya pedih
Hingga tubuh lunglai terayun angin
Selayaknya ilalang
Pasrah tersapu hembusan nafas alam
Tanpa fikir dalam genggaman

Seketika angkuhpun muncul
Warnai hati yang tak lagi putih
Hitam berkelebat noda
Entah siapa ruh yang meraga kini
Sampai tubuhpun tiada bertuan
Bergerak tanpa batas
Dan berakhir pekat


16 Desember 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar