Ketika sang buta melangkah dalam titian bumi
Tanpa tongkat tanpa penuntun
Hanya merayap mengais pijakan
Untuk tetapkan langkah
Berjalan seiring mata hati menatap
Siang dan malam
Tiadalah berarti bagi sang buta
Gelap semakin pekat
Cahaya hanyalah redup yang tersisa
Masa yang bergulir
Hanyalah deretan kisah baku
Kadang batu maupun kerikil
Menjadi sahabat yang siap menyandung
Tanpa tahu perih di hati
Pun dikala hati merintih
Ingin berkata tapi suara
Telah tenggelam gema
Bukan tak mau
Sang buta tegak melangkah
Hadapi dunia berkawan tekad
Tapi tanpa tongkat, mungkinkah ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar