Merajuk mimpi
Aku bilang, bukan aku berpaling
Bukan pula terdiam
Mimpi-mimpi yang kutabur sendiri
Menghantam sepiku
Menyakitiku kelemahanku
Memaksaku menuai indahnya
Aku bilang, sejenak
Sungguh tak lama
Bukan, itu bukan belenggu
Hanya aroma kasih sayang
Yang belum terhirup inderaku
Menyulam benang kesabaran
Menjahit pedih tiap hari
Sungguh bahwa debupun memiliki arti
Hanya jika akal memahami
Bila nanti masa ku genggam
Tak ada luruhan air mata
Biar ikhlas menjadi saksi
Biar rindu menjadi peri
Bahwa mimpi tetap hadir
Di sini
Di nafas yang kian tersendat
Bahwa kini
Senyumnya adalah mimpi akhirku
Bukan mimpi-mimpi yang mengalir
22 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar