Artikel

Sang Kontraktor

Beruntung bagi mereka yang memiliki rumah tinggal di dunia ini tanpa harus mengontrak. Tapi tak sedikit mereka yang harus membayar uang sewa rumah tiap bulan demi dapat tinggal di kediaman yang layak yang dapat melindungi mereka dari berbagai gangguan baik dari luar maupun dari dalam.

Rumah, pada hakikatnya kebutuhan manusia yang utama. Termasuk kebutuhan primer. Dari rumah itulah semua berawal. Bahkan pendidikan awal bagi seorang anak di mulai dari sana. Tak salah banyak orang tua yang telah mempersiapkan kebutuhan primer tersebut untuk keluarganya kelak sebelum mereka menikah.




Saya pribadi, belum mampu memiliki rumah pribadi milik sendiri di dunia ini. Walhasil saya adalah termasuk yang mendapat gelar SANG KONTRAKTOR, yang berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Di karenakan kurang mampu secara ekonomi atau memang Allah yang belum mengizinkan saya untuk memilikinya. Sering terfikir, ada rasa iri di dalam hati tatkala melihat mereka yang nyaman berada di rumah tanpa khawatir ada gangguan apapun.

Lambat laun saya berfikir. Berusaha selalu bersyukur dan mengambil hikmah atas semua yang saya dapatkan. Saya berkata pada diri sendiri. “ tak apalah tak memiliki rumah di dunia, yang terpenting adalah memiliki rumah di surga”. Toh dunia ini adalah persinggahan. Hanya sejenak kita berada di sini. Tak sepatutnya kita berlomba-lomba mengejar materi secara maksimal dan melupakan kampung akhirat.

Bersyukur karena bergelar sang kontraktor tapi masih memiliki tempat tinggal. Banyak saudara kita yang hanya mampu hidup di bawah jembatan atau di pinggir rel kereta. Yang terpenting sekarang adalah berusaha untuk tetap istiqomah untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa dimanapun kita berada. Karena rumah yang mewah pun tak akan menjadi berkah jika penghuni kurang bersyukur kepada Allah.

Ingin memiliki tempat tinggal di dunia, terkadang kita harus mempertaruhkan keimanan. Baik halal atau haram, di abaikan. Padahal sejatinya lagi semuanya adalah sementara. Lebih baik jika kita bersusah payah mempertahankan keimanan tanpa memiliki tempat tinggal di dunia tetapi bahagia di akhirat kelak. Serta nyaman berada di salah satu surga-Nya. Aamiin

Wallahua’lam.

27 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar