Kemarin, saya ada janji dengan seorang kawan untuk menemaninya ke suatu tempat. Awalnya dia memberitahu akan datang agak siang dengan alasan akan mengantar ibunya ke luar kota. Ok, saya maklumi dan saya mau menunggu. Selang beberapa lama, saya tunggu namun tidak ada kabar. Saya telpon dan mengirim pesan namun tak ada respon. Alhamdulillah, sebelumnya saya meminta seorang kawan lain untuk mendampingi saya sehingga tidak terlalu merasakan kejenuhan yang sangat. Justru waktu menunggu saya manfaat dengan kawan saya untuk melepas rindu, berlagak seperti orang aneh dan cerita panjang lebar ngalor ngidul. It's amazing right ??
Di saat terlintas rasa bete karena lelah menunggu sesuatu yang tidak pasti, tapi ada seorang kawan yang bisa menghibur kita dan setia menemani. Keindahan dalam pertalian sahabat terungkap justru pada saat-saat kesempitan dan membutuhkan.
Kemudian setelah menunggu lama, akhirnya saya memutuskan melanjutkan agenda saya selanjutnya. Dan saya pun berpisah juga dengan kawan yang setia menemani saya (kalau tidak ada dia, mungkin saya akan jadi makhluk paling kalem sedunia).
Saya tiba di tempat kedua yang menjadi tujuan saya. Sebenarnya saya agak ragu untuk menghadiri kegiatan selanjutnya dan benar saja, ketika saya berada hanya beberapa langkah dari tempat kegiatan saya yang tadinya akan berlangsung, terlihat seorang kawan yang keluar dan mengatakan bahwa agenda minggu ini ditiadakan karena ada urusan. Glekk.
Alhamdulillah rasa kesal tak sempat menghampiri saya. Hanya sedikit rasa kecewa. Sama saja ya ??
Tapi begitulah, akhirnya saya memutuskan langsung balik arah dan menunggu mobil untuk pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan saya berfikir, terlintas dua kekecewaan. Pertama, tentang janji yang tidak terpenuhi. Yang belakangan saya berfikir, kawan saya itu tidak bisa memenuhi janji karena mengantar ibunya. Meski saya harus menunggu kabar agak lama, saya berusaha memaklumi. Mungkin jika saya jadi dia pun saya akan berbuat yang sama. Saya akan memilih seorang yang berharga dalam hidup saya, seorang yang melahirkan saya dan mencurahkan tiap nafasnya untuk mendoakan saya.
It's amazing right ?? Di balik kecewa yang terlintas, Allah masih menuntun saya untuk berfikir positif. Berusaha untuk menjadi seseorang yang menepati janji dan bersabar dalam kebaikan. Berusaha untuk mengambil hikmah dari bakti seorang anak yang di tunjukkan kawan saya.
Kekecewaan yang kedua, yaitu ketika agenda selanjutnya ternyata di tiadakan padahal saya sudah berusaha datang. Entahlah, semoga kekecewaan saya tidak menghanguskan niat baik saya untuk tetap datang pada agenda menuntut ilmu.
It's amazing right ?? Saya belajar untuk tetap ikhlas dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Dan saya yakin segala niat saya sudah di catat Allah sehingga tidak berakhir sia-sia. Saya pun yakin, tiada sesuatu yang sia-sia jika kita meniatkannya karena Allah. InsyaAllah.
Di dalam mobil dalam perjalanan pulang ke rumah, kembali saya mendapatkan sesuatu yang amazing menurut saya. Seluruh penumpangnya wanita, termasuk supir. It's amazing right ?? Buat saya, sangat. Saya pun merasa nyaman sekali berada dalam mobil itu. Fikiran saya berandai-andai. Jika selalu seperti ini atau ada peraturan tentang angkutan umum khusus wanita, maka tidak akan ada lagi ketakutan yang akan di rasakan wanita dalam berkendara. Meskipun wanita jika sedang bergerombol akan menimbulkan kegaduhan yang amat sangat tapi tidak menghalangi kenyamanan. Bersenggolan, bersentuhan, berbicara pun tidak risih. Bahkan mungkin jika ada keperluan yang mengharuskan untuk naik angkot pada malam hari, saya rasa akan nyaman saja jika ada angkot khusus wanita. Mungkin. Semoga saja kemungkinan-kemungkinan itu mampu terealisasi nanti. Entah kapan.
Mungkin dalam setiap kekecewaan, saya akan berusaha menggali ke-amazing-an di dalamnya. Yang membuat saya berfikir lebih dalam sehingga ada hikmah-hikmah yang menambah khazanah perilaku saya, insyaAllah.
18 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar