Artikel

Dari Hal Sepele, Kasih SayangNya menyentuhku

Suatu hari, ketika saya hendak bertakziah ke rumah kawan saya di daerah Kampung Rambutan, tanpa saya sadari ternyata saya lupa membawa uang yang akan saya gunakan untuk ongkos bus.

Menuju Kampung Rambutan, saya harus naik bus dua kali dari tempat saya bekerja di daerah Tomang. Pertama naik bus menuju UKI dan pada saat itu saya tidak punya firasat apa-apa. Namun saat saya berganti buske arah Kampung Rambutan, saya merogoh kantong tas saya. Alangkah terkejutnya ketika saya lihat, uang yang tersisa hanya tinggal seribu rupiah. Alhamdulillah, bus yang saya tumpangi tidak langsung jalan tapi ngetem dahulu. Menyadari bahwa ongkos saya kurang, seketika saya langsung turun. Sambil kebingungan mencari ATM, saya bertanya kepada tukang ojek. 

"Permisi pak, ATM yang paling dekat dari sini (maksudnya UKI) dimana ya pak ? " tanya saya.

"Jauh mbak, yang paling dekat ada di BKN." jawab si tukang ojek.

Saya tidak begitu tahu arah BKN apakah jauh atau tidak, tetapi saya berfikir, pasti ada ATM yang lebih dekat.

"Naik ojek saja mbak." rayu si tukang ojek.

"Oh, ga deh pak terima kasih." jawab saya seketika sambil berlalu.

Alhamdulillah, pertolongan Allah datang lewat rasa tenang (tidak tergesa-gesa) dan daya  fikir saya. Di saat seperti itu saya terpikir untuk menelpon seorang kawan yang sedang dalam perjalanan pulang dan melewati UKI. Saya berniat meminta tolong untuk pinjam uang karena saya tidak tahu letak ATM terdekat.

Tapi rupanya, Allah menolong saya kembali tanpa harus berhutang. Tiba-tiba saya berfikir. Di seberang saya itu ada Universitas (UKI), sebuah kampus biasanya pasti di lengkapi pula dengan fasilitas ATM. Langsung saya bergegas menuju ke kampus UKI dan bertanya kepada satpam. Benar saja dugaan saja, ternyata ATM di dalam sana (Alhamdulillah). Saya pun berjalan ke sebuah tempat yang belum pernah saya datangi, sambil mengikuti instruksi bapak satpam yang menjelaskan bahwa letak ATMnya ada di sebelah kiri. Setelah saya menemukan ATM, saya mengambil uang seperlunya. Kemudian saya menelpon kembali kawan saya untuk membatalkan pinjaman uang. 

Sayapun bisa melanjutkan perjalanan saya dengan lega. 

Cerita saya termasuk yang sangat sepele, tapi justru berawal dari hal sepele, saya mampu meresapi makna kasih sayang Allah.

Maka nikmat Allah manakah yang kita dustakan ??

Bahkan dalam suatu peristiwa yang kecil, Allah tidak pernah tidak campur tangan untuk menolong kita. Hanya saja butuh berfikir dan hati yang merasakan kasih-Nya untuk mengetahui betapa hebatnya kasih sayang Allah kepada kita hambaNya. Bila ada waktu yang khusus kita luangkan untuk mengingat bahwa tiap detik kita ada kasih sayangNya yang tercurah, tak akan terhitung jumlahnya. Maka tidak patut bagi kita melupakan nikmat Allah atau mengaku-ngaku bahwa itu semua adalah hasil dari kerja keras kita, daya fikir kita. Yang menggerakkan tubuh, menyehatkan badan, yang membuat kita cerdas adalah Allah. Bisa saja Dia langsung mencabut segala nikmatNya, tetapi Allah tidak jahat. Dia tetap menyayangi bahkan ketika kita dalam kondisi lalai.

Allahua'lam

13 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar