Menikah
mungkin suatu momen yang biasa saja, namun selalu istimewa bagi yang
menjalaninya. Bayangan kebahagiaan berada dipelupuk mata. Tak ayal banyak yang
ingin memperlihatkan kebahagiaan itu kepada orang. Entah melalui cerita secara
langsung ataupun membuat status pada social media. Tujuannya supaya orang lain
mengetahui kebahagiaan yang tengah dirasakan. Tak peduli orang tersebut sedang
dalam kesulitan atau dalam kondisi lainnya.
Suatu
sifat yang mungkin wajar dimiliki setiap manusia. Ingin membagi setiap rasa
yang tersirat didalam hati. Bahagia atau sedih. Sayangnya, setiap manusia pun
memiliki masalah hidup masing-masing yang tentunya berbeda satu dengan yang
lainnya. Bisa jadi ada seseorang yang biasa saja tatkala bercerita kebahagiaan
yang kita rasakan, meskipun dalam hatinya kini diliputi kesedihan. Namun tidak
sedikit yang justru merasa kesal dengan cerita kita, karena orang tersebut
belum bisa mendapatkan apa yang sedang dipamerkan kepadanya. Dan menikah adalah
salah satunya.
Menikah.
Siapa sih yang tidak ingin menikah ?? Bahkan seseorang yang mengambil keputusan
untuk hidup sendiri pun pasti terbersit keinginan untuk menikah. Sunnatullah. Manusia
diciptakan hidup berpasang-pasangan. Siapapun dia, bagaimanapun dia. Hanya saja,
ada yang sudah dipertemukan dengan jodohnya. Ada yang masih Allah tahan untuk
dipertemukan disaat yang tepat.
Bagi
yang sedang menunggu pujaan hati datang untuk bersanding dipelaminan, tentu bukanlah
hal mudah jika ada pasangan suami dan istri yang mengumbar bagaimana bahagianya
mereka menemukan belahan jiwa yang telah lama dirindukan. Menunggu bukanlah
aktifitas yang menyenangkan, bagi sebagian orang. Namun ada pula yang mampu
menjadikan proses menunggu sebagai ajang melatih kesabaran. Sama halnya dengan
mereka yang sedang menanti pasangan hidupnya.
Fenomena
social media yang kini tengah marak dijadikan sebagai fasilitas pengguna untuk
mengekspresikan diri. Update status yang dijadikan ajang pengisi waktu luang,
sarana mengeluarkan uneg-uneg, tempat
memanjatkan doa dan sebagainya. Salah satu jenis status yang seringkali muncul
adalah tentang kemesraan pasangan suami istri. Terlebih jika mereka adalah
pengantin baru yang sedang merasakan bunga-bunga cinta hadir dalam hidup
mereka. Tidak ada yang salah dalam mengekspresikan perasaan. Pun di social media.
Itu adalah hak kita. Lalu, muncul pertanyaan. Apakah semua orang yang menjalin
persahabatan dengan kita senang dengan status tersebut ? Mungkin akan ada pembelaan,
lebih baik update status yang berisi kebahagiaan dibandingkan dengan keluhan,
cacian atau hal-hal yang berbau vulgar. Memang benar. Tapi perlu dikaji juga
mengenai manfaat dan mudhorotnya dari status tersebut.
Saat
ini kita membahas mengenai status yang berisi kemesraan suami istri yang
pastinya sangat berdampak bagi mereka yang jomblo. Secara langsung atau tidak. Bagi
kita yang tidak pernah mengalami saat-saat menunggu pasangan yang menjemukan, mungkin akan merasa biasa
saja. Dan tidak semua orang memiliki hati yang teguh dalam penantian. Sedikit banyak,
terbersitlah rasa gundah, resah, sedikit ketidaksabaran dan lainnya.
Ibarat
sedang menyantap hidangan dihadapan seseorang yang sedang berpuasa dengan
sengaja. Bisa jadi tidak ada maksud untuk membuat orang lain ngiler, tetapi secara tidak langsung
pasti menimbulkan rasa kesal atau inginnya menyantap hidangan tersebut namun
terbentur oleh kondisi diri yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Bisa
dibayangkan, bagaimana perasaan seseorang yang sedang istiqomah dalam penantian
dengan tidak menempuh jalur pacaran, justru dibuat galau dengan status mesra,
misalnya :
“Terima kasih sayang
atas kejutannya pagi ini”
“Makan malam
bersama istri tercinta”
dan sebagainya. Tak hanya status yang
bermunculan, juga foto-foto yang menampakkan kebahagiaan pasangan tersebut.
Sekali
lagi, tidak semua orang memiliki keteguhan hati tatkala melihat godaan dari
sekitar yang mengusik keistiqomahan dalam penantian. Siapa yang tahu, karena
status yang kita buat bisa menjadikan si Jomblo menjadi futur atau imannya
lemah dan menghalalkan cara mencari si “dia” dengan jalan yang tidak baik. Karena
masa penantian adalah masa paling rawan jika hati kita masih terkontaminasi
virus duniawi, menyerahkan urusan kepada Allah tapi tetap melirik kiri kanan
yang memberikan sinyal perhatian.
Kita
bisa saja menyalahkan mereka yang tidak bisa menjaga hati, tapi sebagai saudara
seiman yang harusnya saling menyayangi, menasehati, mengingatkan, bukankah
lebih baik jika kita mencegah datang suatu keburukan, apalagi jika keburukan
itu datang akibat perbuatan kita sendiri. Bergotong-royonglah dalam kebaikan
bukan dalam keburukan.
Kebahagiaan
yang sedang dirasakan, langsung saja diungkapkan kepada pasangan kita. Secara pribadi.
Bukan untuk konsumsi umum. Termasuk ditempat umum dengan tidak berprilaku yang
lagi-lagi membuat si Jomblo menjadi iri.
Bersyukur
kita bisa menjaga hati dan perasaan dalam masa penantian, Karena itu hendaknya
kita bisa saling menjaga perasaan sesama. Semoga kebahagiaan yang kita rasakan
akan kekal hingga akhirat nanti. Menjadi pengantin surga. Dan mereka yang kini
dalam penantian, segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya menurut Allah.
Aamiin.
like this.... bener banget... karna sering banget ngalamin,,,
BalasHapusHehehe.. lanjutkan perjuanganmu anak muda
HapusSemoga cepat dipertemukan dengan jodohmu