Artikel

Biar Aku Mengeja

Biar aku mengeja hembusan angin
Biar aku mengeja indahnya lembayung senja
Biar aku mengeja hangatnya mentari pagi
Biar aku mengeja pekatnya tanah merah
Biar aku mengeja hijau daun yang menyejukkan

Biar aku mengeja pengapnya ibukota
Biar aku mengeja senyum yang terukir
Biar aku mengeja Buncahan kemarahan
Biar aku mengeja ketergesaan

Biar aku mengeja tubuh bergetar karena cinta
Biar aku mengeja rona merah pada wajah
Biar aku mengeja genggam erat persahabatan
Biar aku mengeja uang-uang yang berkuasa

Biar aku mengeja tubuh-tubuh telanjang resah
Biar aku mengeja tatap sinis yang memilukan
Biar aku mengeja kebisuan suara
Biar aku mengeja gema kerinduan dalam dada

Biar aku mengeja penantian dialam surga
Biar aku mengeja penyesalan dalam neraka

Biar aku mengeja
Biar aku mengeja

Biar aku mengeja dan terbata
Dan kurangkai dalam barisan kata
Dariku yang teramat fana
Tiada mampu bersuara
Hanya menorehkan setitik hikmah

Biar aku mengeja dan meraba
Setiap hikmah yang terpisah
Aku hanyalah hamba
Dari mengeja kubuat makna

Pada persinggahan ini
Sejenak berharap berarti

Jika tiada nanti, mungkin ini menjadi arti
Meninggalkan dan ditinggalkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar