Mentari yang begitu tenang
Mengantar aku dan bayanganku
Dalam kebersahajaan alam yang menanti
Ummat untuk sekedar singgah
Mengayun langkah di medan yang terjal
Melampaui batas keegoan diri
Menikmati tumpuan jejak dalam pasir panas
Berteman irama ilalang di samping tubuh yang penuh peluh
Ku berpaling, kutatap awan yang berarak
Bagai manusia diatas awan
Diiringi semilir angin yang membelai mesra tubuhku
Gurat langit yang begitu tampak
Syukur ku panjatkan pada Illahi
Ditengah jalan ku tatap batang pohon yang memelas
Tanpa daun-daun yang senantiasa melindungi
Meranggas oleh tangan tangan jahil
Tinggal beberapa centi tertancap dalam tanah berpasir coklat
Semakin terjal menuju puncak
Bebatuan hiasi langkah yang kian lelah
Kerdil terasa sebagai hamba
Tak kuasa meng-Aku-kan diri
Senja merambat perlahan
Semburatkan rona jingga yang meng-indah-kan mata
Gelap berperan mengganti siang
Saat rebah bagi tubuh dan jiwa yang lelah
24 – 25 September 2009
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.